Cibinong, Jawa Barat (ANTARA) - Bupati Bogor Ade Yasin mengatakan pihaknya mengkaji ulang anggaran pemulihan ekonomi lantaran angka kasus harian penularan COVID-19 di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, kembali melonjak.
"Ya risikonya begitu. Ketika PPKM (pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat) diperketat, ekonomi akan menurun. Ini kan untuk kesehatan seluruh masyarakat, karena rumah sakit mulai penuh belakangan ini," ungkapnya di Cibinong, Bogor, Jawa Barat, Selasa.
Padahal, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor kadung memprioritaskan alokasi APBD 2021 untuk pemulihan ekonomi.
Ketua Satgas Penanganan COVID-19 Kabupaten Bogor itu menyebutkan bahwa tidak menutup kemungkinan Pemkab Bogor membutuhkan anggaran lebih untuk penanganan kesehatan ketika kasus COVID-19 melonjak drastis.
APBD 2021 Kabupaten Bogor ditetapkan senilai Rp7,6 triliun. Anggaran tersebut selain untuk pemulihan ekonomi dan kesehatan, juga untuk pendidikan dan penanganan masalah sosial.
"Intinya tidak ada yang sia-sia. Semua ini ikhtiar untuk kemanusiaan. Anggaran kita fleksibel, jika memang diarahkan untuk kesehatan, kita akan beri porsi yang lebih banyak lagi," kata Ade.
Ia mencatat angka penularan COVID-19 di Kabupaten Bogor kembali melonjak sejak 10 Juni 2021 yakni sebanyak 95 kasus per hari. Lonjakan terjadi setelah angkanya turun menjadi sekitar 50-60 kasus per hari.
Kini, jumlah kasus COVID-19 di Kabupaten Bogor sudah menembus angka 20.007 kasus dengan rincian 832 kasus berstatus aktif, 110 kasus meninggal dunia, 19.059 kasus sembuh.
Baca juga: Wali Kota instruksikan tutup sementara kantor Pemkot Bogor
Baca juga: Pemkab Bogor perbanyak makam khusus korban COVID-19
Bupati Bogor kaji ulang anggaran pemulihan ekonomi, ini alasannya
Selasa, 29 Juni 2021 18:40 WIB