Jakarta (ANTARA) - Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito melaporkan laju kasus positif COVID-19 di Indonesia meningkat signifikan mencapai 42 persen dalam sepekan terakhir.
"Kenaikan ini berlangsung lima pekan berturut-turut dengan sumbangan penambahan kasus mencapai hampir dua kali lipat dibanding pekan lalu dari provinsi-provinsi di Pulau Jawa," kata Wiku dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis.
Wiku mengatakan lima provinsi di Pulau Jawa menyumbang laju kenaikan kasus positif COVID-19 yakni, DKI Jakarta naik sebesar 13.022 kasus, Jawa Barat sebesar 6.449 kasus, Jawa Timur naik 1.756 kasus, Daerah Istimewa Yogyakarta naik 1.322 kasus dan Jawa Tengah naik sebesar 1.012 kasus.
Sejalan dengan kenaikan kasus positif ini, kata Wiku, kematian di lima provinsi juga menjadi yang tertinggi pada pekan ini.
Lima provinsi yang mencatatkan kenaikan angka kematian tertinggi antara lain DKI Jakarta naik sebesar 200 kasus, Jawa Tengah 96 kasus, Jawa Timur 79 kasus, Jawa Barat 73 kasus dan Lampung 72 kasus.
“Hanya DI Yogyakarta yang angka kematiannya tidak meningkat tajam sehingga tidak masuk ke dalam lima besar,” ujarnya.
Meski kenaikan kasus positif di Provinsi Lampung tidak tajam, kata Wiku, namun angka kematiannya masuk lima besar tertinggi di Indonesia. "Ini menunjukkan bahwa efek akibat libur panjang bisa terjadi dalam berbagai bentuk, salah satunya menaiknya kasus kematian," katanya.
“Pembelajaran yang dapat diambil adalah kesiagaan daerah terhadap situasi masing-masing merupakan kunci mengendalikan kasus," kata Wiku menambahkan.
Wiku mengatakan kenaikan kesembuhan yang tidak terlalu signifikan di pekan ini pada angka 20,1 persen juga menuntut upaya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan agar kematian dapat dicegah dan kesembuhan dapat ditingkatkan.
Lebih lanjut Wiku menambahkan, bahwa situasi COVID-19 saat ini sudah hampir mendekati puncak pandemi pascaperiode libur akhir tahun lalu, dimana kasus aktif saat ini mencapai 160,524 sedangkan kasus aktif tertinggi adalah 176,672 pada 5 Februari 2021.
Untuk itu, katanya, penguatan PPKM mikro menjadi hal utama yang harus dilakukan saat ini untuk menekan laju kasus positif khususnya yang terpusat di Pulau Jawa.
“Pemerintah telah mempelajari berbagai opsi penanganan COVID-19 dengan memperhitungkan kondisi sosial, ekonomi, politik Indonesia dan juga pengalaman negara lain, dan disimpulkan bahwa PPKM mikro masih menjadi cara penanganan yang paling efektif karena dilakukan hingga tingkat terkecil dan dapat berjalan tanpa mematikan ekonomi rakyat," katanya.
Satgas meminta agar mekanisme koordinasi dan pembagian peran dalam menjalankan PPKM Mikro di daerah dilakukan dengan benar dan seefektif mungkin.
Baca juga: Kasus positif COVID-19 RI melonjak tertinggi 20.574 orang per 24 Juni
Baca juga: Kasus positif COVID-19 RI naik 15.308 orang