Cibinong, Bogor (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor, Jawa Barat, mendukung pengembangan energi panas bumi oleh Star Energy Geothermal Salak (SEGS) di wilayahnya yang menjadi sumber penghasil energi listrik.
"Karena ini energi terbarukan, bukan energi habis pakai, jadi bisa diperbaharui lagi," ungkap Kabag Sumber Daya Alam (SDA) Setda Kabupaten Bogor Budi Cahyadi Wiryadi di Cibinong, Bogor, Rabu (23/6).
Menurut dia, selain memberi sumber energi listrik untuk wilayah Bogor dan Jawa barat, Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) itu memberikan manfaat berupa bonus produksi kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor.
Budi menyebutkan bonus produksi diterima oleh Pemkab Bogor dari SEGS setiap triwulannya. Transaksi terakhir yang diterima oleh Pemkab Bogor yaitu periode Desember 2020 hingga Februari 2021.
Ia menerangkan bahwa bonus produksi tersebut diatur oleh Pemkab Bogor, dengan komposisi 70 persen untuk desa-desa di Kecamatan Pamijahan tempat operasional SEGS, sedangkan 30 persen sisanya dikelola oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).
"70 persen itu langsung para kades yang mengatur penggunaanya. Sementara yang 30 persen penggunaannya tergantung dari pembangunan yang dilakukan oleh SKPD di wilayah itu, yang 30 persen itu tetap larinya untuk Pamijahan juga," kata Budi.
Sementara itu Manajer Komunikasi Star Energy Geothermal Ltd Iwan Azof menyebutkan bahwa perusahaannya berencana melakukan pengeboran atau "drillin" sumur tambahan yang akan mulai dikerjakan pada akhir Juli 2021 hingga Januari 2022.
Sebelum pelaksanaan, SEGS telah melakukan sosialisasi di Kantor Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor pada Senin, 21 Juni 2021. Sosialisasi dihadiri oleh Muspika dan perwakilan dari sejumlah elemen masyarakat. Selain itu juga telah dilaksanakan kegiatan sosialisasi kepada masyarakat di Dusun Cigarehong, Desa Purwa Bakti, Kecamatan Pamijahan, Selasa, 22 Juni 2021.
"Kegiatan sosialisasi ini guna membahas rencana kegiatan drilling yang akan dilakukan oleh SEGS guna menjaga pasokan uap lapangan salak. Hal ini penting untuk mempertahankan produksi energi listrik PLTP Salak sebesar 377 MW yang disalurkan ke masyarakat dan dunia usaha. Kami sangat mengapresiasi sosialisasi hari ini yang berjalan lancar dan masukan konstruktif dari masyarakat kepada kami," kata Iwan.
SEGS memastikan bahwa aktivitas tersebut tidak akan mempengaruhi kapasitas air sumur warga atau menyebabkan gempa bumi karena berada pada kedalaman 1,5 hingga 3 kilometer dari permukaan tanah.
"Manajemen SEGS juga memastikan bahwa kegiatan drilling ini juga dilaksanakan dengan menerapkan SOP dan protokol kesehatan secara ketat guna menghindari penularan Covid-19 di kalangan pekerja," terangnya.
Kegiatan drilling ini diperkirakan akan memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat sekitar dalam bentuk penyediaan tempat tinggal bagi pekerja, makanan, penyediaan bahan baku. Bahkan juga tidak menutup kemungkinan dapat menyediakan kesempatan kerja non skill bagi warga sekitar proyek.
“Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas dukungan dari masyarakat, Muspida dan Muspika, TNI dan Polri sehingga operasional PLTP Salak ini dapat berjalan dengan baik. Oleh karena itu, kami optimistis dengan dukungan dan doa dari Bapak Ibu sekalian, kegiatan drilling yang akan kami lakukan dapat berjalan dengan lancar,” ungkap Iwan.
Baca juga: Kementerian ESDM memodifikasi alat bor panas bumi Cisolok-Cisukarame
Baca juga: Percepat EBT, pemerintah segera eksplorasi panas bumi di Gunung Tampomas
Baca juga: PT Geo Dipa Energi ajak pemangku kepentingan kawal Proyek PLTP Patuha 2