Jakarta (ANTARA) - Direktur Publikasi Ilmiah dan Informasi Strategis (DPIS) IPB University, Dr Eva Anggraini menilai bahwa Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) berpotensi menjadi tulang punggung ekonomi pedesaan.
"Untuk itu, butuh anak muda yang bergerak di ekonomi pedesaan supaya BUMDes benar-benar menjadi lembaga ekonomi yang maju," kata Eva Anggraini dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis.
Menurut dia, pedesaan adalah unit penting dalam mewujudkan pembangunan terutama untuk penyediaan pangan serta produk-produk hulu.
"Selama ini desa berpikir bagaimana bisa menyuplai barang untuk industri di perkotaan. Ini perlu pengembangan dengan mulai berpikir bagaimana di pedesaan itu sendiri dikembangkan industri yang berbasis keunggulan wilayah lokal," terang dosen di Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan IPB University itu.
Dalam webinar Strategic Talk bertema "Membangun Kelembagaan Ekonomi dan Bisnis di Pedesaan", ia menyampaikan, pihaknya menyuarakan bagaimana agar bisa membangun ekonomi pedesaan dengan menitikberatkan pada smallholders.
"Jadi kekhawatiran seperti marjinalisasi dari para pelaku usaha kecil, petani dan nelayan atau smallholders lainnya, bisa kita minimalisasi. Caranya dengan mengembangkan konsep-konsep yang bisa membuat para smallholders tersebut memiliki peran utama dalam ekonomi pedesaan, terutama yang terkait dengan pangan," katanya.
Direktur Jenderal Pengembangan Ekonomi dan Investasi Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Harlina Sulistyawati menyampaikan pihaknya telah melokalkan tujuan global Sustainable Development Goals (SDGs) ke dalam tujuan pembangunan desa dan perdesaan melalui SDGs Desa.
"Ini dilakukan karena kita ketahui masih banyak kelompok marjinal yang ada di pedesaan. Dengan adanya SDGs, secara komprehensif nanti bisa membangun desa serta semua berpartisipasi menjadi pelaku dalam pembangunan di desa," ujarnya.
Pada kesempatan itu, Asisten Direktur Pengembangan Karir, Direktorat Kemahasiswaan dan Pengembangan Karir (Ditmawa PK) IPB University, Handian Purwawangsa menerangkan mengenai Program One Village One CEO dan One Village One Innovation.
"Dua program ini dapat mengembangkan sistem pemberdayaan petani. Tujuan dari inovasi ini adalah melakukan pemberdayaan ekonomi petani berbasis sumberdaya unggulan lokal yang terintegrasi dari hulu ke hilir," katanya.
Program ini, lanjut dia, meliputi pendataan produk unggulan desa, pelatihan dan pendampingan, fasilitasi peralatan, pengembangan nilai tambah dan inovasi serta pemasaran dalam rangka meningkatkan pendapatan dan serapan tenaga baru.
Baca juga: Pakar IPB sebut mata uang kripto belum penuhi syarat prinsip syariah
Baca juga: Mahasiswa IPB didorong sosialisasikan Veteriner kepada masyarakat
IPB: BUMDes berpotensi jadi tulang punggung ekonomi desa
Kamis, 17 Juni 2021 14:22 WIB