Jakarta (ANTARA) - Menteri BUMN sekaligus Ketua Pelaksana Komite Penanganan COVID19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Erick Thohir menerima kedatangan 8 juta dosis vaksin Sinovac dalam bentuk bulk pada Senin.
"Hari ini kita kedatangan lagi vaksin Covid-19 yang akan dimanfaatkan bagi bangsa Indonesia," ujar Erick Thohir dalam konferensi pers daring di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Senin.
Menteri BUMN mengatakan bahwa sebanyak 26,9 juta rakyat Indonesia telah divaksinasi vaksin Covid-19 saat ini. Hal ini akan terus ditingkatkan, kata Erick, apalagi kalau melihat perbandingan dengan negara-negara Asia Tenggara, Indonesia adalah salah satu negara di kawasan tersebut yang tingkat vaksinasinya sudah tinggi.
"Apakah kita berpuas diri? Tidak! Kalau kita melihat perbandingan tingkat vaksinasi kita dengan vaksinasi daripada negara-negara besar lainnya seperti China dan Amerika Serikat, maka kita masih di bawah mereka. Ini yang harus kita tingkatkan," ujar Erick.
Dengan vaksinasi justru membantu Indonesia dalam mencegah penularan Covid-19, mencegah kematian akibat pandemi itu, dan yang terpenting juga untuk mempercepat perekonomian nasional kembali pulih.
"Pemerintah sejak awal konsisten dengan program Indonesia Sehat, Indonesia Bekerja, Indonesia Tumbuh. Jadi dalam penanganan vaksinasi dan pandemi Covid-19 adalah yang terpenting," kata Erick.
Indonesia menerima sekitar 8.000.000 dosis vaksin Sinovac pada Senin (31/5). Vaksin yang datang adalah jenis bulk, yang selanjutnya akan dilakukan proses produksi oleh Bio Farma. Dengan kedatangan ini, total vaksin yang telah diterima Indonesia adalah 92.910.500 dosis, dengan 81,5 juta di antaranya adalah dalam bentuk bulk.
Ketersediaan vaksin sangat penting demi kelancaran program vaksinasi COVID-19 ini. Sejak awal program vaksinasi COVID-19 ini,BUMN melalui Bio Farma telah dipercaya melaksanakan tugas yang sangat berat, yaitu memproduksi vaksin dari bulk ke vaksin jadi serta melakukan distribusi vaksin ke seluruh Indonesia. Dibutuhkan perencanaan, persiapan, dan pelaksanaan yang matang dan rinci untuk melakukan tugas ini dengan baik.
Dalam hal produksi, untuk melaksanakan tugas ini, Bio Farma telah menyiapkan kapasitas produksi 250 juta dosis vaksin dalam setahun.
Dalam perjalanannya, Bio Farma melakukan peningkatan eflsiensi dan optimalisasi sehingga pada saat ini total kapasitas produksi yang bisa dilakukan Bio Farma meningkat menjadi 257,6 juta dosis per tahun.
Baca juga: Indonesia terima 6,48 juta vaksin COVID-19 China Sinovac dan Sinopharm
Baca juga: Kedatangan 100 juta vaksin tidak pasti karena negara produsen mengembargo
Baca juga: Personel gabungan kawal kedatangan vaksin AstraZeneca hingga ke Bandung