Bandung (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung, Jawa Barat, menyatakan terus mencari solusi atas lambatnya laju vaksinasi COVID-19 kepada kelompok lanjut usia (lansia).
Wakil Wali Kota Bandung Yana Mulyana mengatakan para lansia itu memang perlu perlakuan khusus pada program vaksinasi ini. Karena, menurutnya faktor kesehatan lansia pun harus menjadi kewaspadaan para tim vaksinator.
"Kalau dia sekedar mau, tapi dia juga belum tentu bisa, kan dia juga punya penyakit yang harus dinetralkan dulu, misalnya punya tekanan darah tinggi, kemudian punya diabetes, dan lainnya," kata Yana di Bandung, Jawa Barat, Kamis.
Adapun menurutnya salah satu langkah yang ia upayakan yakni mengoordinasikan para pemerintah di tingkat kelurahan atau di tingkat RW agar bisa melaksanakan vaksinasi terhadap lansia.
Pelaksanaan itu pun, kata dia, perlu disertai kerjasama dengan badan kesehatan setempat untuk bisa mengadakan fasilitas unit gawat darurat (UDG) mini.
Pasalnya, kata dia, kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) menjadi salah satu kekhawatiran vaksinasi terhadap lansia. Namun, hal itu bisa teratasi apabila akses menuju UGD sangat mudah.
"Makanya mudah-mudahan, kita bergilir, karena harus paket komplit, UGD mini itu harus ada," kata Yana.
Saat ini vaksinasi kepada lansia di Kota Bandung memang cukup lambat. Dinkes Kota Bandung sebelumnya menyatakan ada sekitar 97 ribu lansia yang baru menerima vaksin.
Sedangkan ada sebanyak 305 ribu lansia di Kota Bandung yang menjadi sasaran vaksinasi. Adapun vaksinasi itu dilakukan guna memicu kekebalan kelompok terhadap COVID-19.
Baca juga: Pemkot Bandung percepat vaksinasi lansia dorong imunitas kelompok
Baca juga: Alasan Dinkes vaksinasi lansia di Bandung lambat
Baca juga: Pemerintah Kabupaten Bandung kerahkan 105 angkot antar 742 lansia jalani vaksinasi