Jakarta (ANTARA) - Komisi Nasional (Komnas) Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) belum memiliki cukup bukti yang mengaitkan peristiwa meninggalnya seorang pemuda asal Buaran, Jakarta Timur, dengan vaksin yang dia terima.
"Komnas bersama Komda DKI sudah audit bersama pada Jumat (7/5), dan internal Komnas kemarin sore menyimpulkan bahwa belum cukup bukti untuk mengaitkan KIPI ini dengan imunisasi. Oleh karena itu masih perlu dilakukan investigasi lebih lanjut,” kata Ketua Komnas KIPI, Hindra Irawan Satari, dalam keterangan tertulis yang dilansir dari laman resmi Kemenkes, Sehat Negeriku, Senin.
Pemuda yang diketahui bernama Trio Fauqi Virdaus (22), itu dilaporkan meninggal dunia setelah satu hari usai divaksinasi COVID-19, Kamis (6/5).
Hindra mengatakan almarhum disuntik vaksin AstraZeneca pada Rabu (5/5). Mulanya almarhum merasa demam panas setelah mendapatkan suntikan vaksin. Kondisinya melemah dan masih mengalami demam.
Almarhum dibawa ke rumah sakit dan dinyatakan meninggal sekitar pukul 12.30 WIB.
Kementerian Kesehatan turut berduka atas meninggalnya almarhum dan mendorong hasil investigasi Komnas dan Komda KIPI bisa segera didapatkan.
Komnas KIPI adalah lembaga yang kredibel dan independen yang memiliki fungsi dalam mengawasi pelaksanaan vaksinasi khusus untuk kejadian ikutan pascaimunisasi.
Hingga saat ini, berdasarkan data Komnas KIPI belum pernah ada kejadian orang yang meninggal dunia akibat vaksinasi COVID-19 di Indonesia.
Dalam beberapa kasus sebelumnya, meninggalnya orang yang statusnya telah divaksinasi COVID-19 adalah karena penyebab lain, bukan akibat dari vaksinasi yang diterimanya.
Baca juga: Warga Cikidang dilarikan ke RS keluhkan sakit pascavaksinasi COVID
Baca juga: Kebutaan guru di Sukabumi bukan akibat vaksin, kondisinya mulai membaik
Baca juga: Wabup Garut sebut lima orang alami kejadian ikutan setelah divaksin
Komnas KIPI belum cukup bukti kaitkan vaksin Astra dan meninggalnya Trio
Senin, 10 Mei 2021 16:17 WIB