Tasikmalaya, 12/8 (ANTARA) - Pasangan keluarga manula warga Tasikmalaya yang mengalami kerusakan rumah akibat gempa Tasikmalaya, kondisinya memprihatinkan tinggal di sebuah rumah kontrakan semi permanen ukuran kecil, karena belum menerima bantuan perbaikan rumah dari pemerintah.
Keluarga manula itu, Rohim (78) dan Emah (72) pasangan suami istri, saat ditemui, Kamis, di rumah kontrakan di Kampung Maniis, Kelurahan Linggajaya, Kecamatan Mangkubumi, Kota Tasikmalaya, Jabar, mengaku sudah ngontrak rumah sejak beberapa hari terjadi gempa 9 September 2009 lalu.
Mereka berdua menjalani hidupnya dengan menunggu belas kasihan dari masyarakat, juga mencari nafkah mengandalkan tenaga Emah sebagai buruh mencuci pakaian yang dibutuhkan warga sekitar.
Sedangkan, Rohim kondisinya sudah lemah serta pendengarannya terganggu sehingga tidak dapat bekerja mencari nafkah dan hanya diam di rumah kontrakannya.
Sementara kedua anaknya yang sudah menikah dan bekerja di luar kota, kondisi ekonominya tidak jauh berbeda memprihatinkan, sehingga tidak mengharapkan besar mendapatkan bantuan dari anaknya.
Mereka tinggal di rumah kontrakan tidak jauh dari lokasi rumahnya yang ambruk, pasangan suami istri itu berharap pemerintah segera merealisasikan banutan gempa tahap kedua untuk membangun kembali rumahnya.
Tahap pertama bantuan gempa dari pemerintah, keluarga manula yang mengalami rumahnya kategori rusak sedang itu belum mendapatkan, sehingga menunggu bantuan tahap kedua.
"Saya ingin benerin rumah yang rusak, nunggu bantuan dari pemerntah, tapi belum juga ada," kata Emah.
Sementara itu, ketua RW setempat, Anda Rasmita, mengatakan, keluarga Emah dan suaminya mengontrak rumah berdasarkan saran dari masyarakat karena kondisi rumahnya sudah tidak layak untuk ditempati.
Pasangan renta itu, kata Anda mengontrak rumah Rp140 ribu per bulan, dengan pembayaran dibantu oleh masyarakat setempat dengan cara iuran semampunya.
"Kami warga sini sudah berusaha untuk membantu keluarga Rohim," katanya.
Sejak peritiwa gempa itu, kata dia, karena bantuan dari pemerintah cukup lama, maka rumah pasangan manula itu oleh masyarakat setempat diberi bantuan biaya pembangunan rumah dari uang kas RW dan RT setempat sebesar Rp4 juta.
Uang sebesar itu, kata Anda digunakan untuk membeli berbagai kebutuhan material bangunan rumah milik Rohim yang kondisinya sudah roboh, namun upaya pembangunan rumahnya itu tidak selesai karena kekurangan dana.
"Sudah dibantu agar rumah Rohim itu bisa ditempati lagi, tapi dana yang sudah diberikan tidak cukup, dan sekarang mengharapkan bantuan dari pemerintah," kata Anda.***3***
Feri P
KELUARGA MANULA KORBAN GEMPA TERPAKSA NGONTRAK RUMAH
Kamis, 12 Agustus 2010 16:35 WIB