Bogor, 3/8 (ANTARA) - Sebanyak 13 orang warga Bogor tersambar petir, 12 di antaranya adalah pelatih dan instruktur anggota Paskibraka Kota Bogor dan seorang lagi seorang penjual mie ayam yang biasa berjualan di Lapangan Sempur.
Peristiwa terjadi, Selasa petang, saat hujan disertai petir mengguyur Kota Bogor. Ke 13 orang tersebut tengah berteduh di pinggir Lapangan Sempur.
Menurut Kun Nurachadijat, Ketua Purna Paskibraka Indonesia (PPI) Kota Bogor, peristiwa itu terjadi lebih kurang pukul 18:30 WIB, di mana saat itu 12 instruktur dan pelatih anggota Paskibraka usai berlatih di Lapangan Sempur.
"Seperti biasa, usai berlatih, para pelatih dan instruktur melakukan pengarahan singkat, karena hujan turun mereka berteduh. Saat berteduh di pinggir lapangan persis di dekat telepon umum, mereka tersambar," katanya saat ditemui di Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit PMI Bogor, Selasa malam.
Ke-12 pelatih Paskibraka tersebut tersambar petir secara berurutan.
Saat berteduh para pelatih tersebut berdiri berjejer, di sisi paling pinggir ada Jadri yang pertama kena, lalu merembet ke rekan-rekan lainnya hingga 12 orang.
Persis di bagian belakang para pelatih ada penjual mie ayam bernama Lutpilah (30) alias Adit, yang juga ikut tersambar.
Dari 13 orang yang terkena sambaran petir tersebut, empat orang di antaranya pingsan yakni Rangga, Maulana, Ikbal, dan Dodi yang berada di bagian paling ujung, sementara Jandri yang paling pertama terkena sengatan petir tidak mengalami apa-apa.
"Yang paling parah itu penjual mie ayam, dari mulutnya keluar darah. Anehnya Jadri justru bilang kepada saya dia tidak merasakan apa-apa, dia hanya kaget saat petir itu menyambar dirinya dan langsung mengenai teman-teman yang lainnya," kata Kun.
Lebih lanjut Kun menjelaskan, ke-13 orang tersebut lalu dilarikan ke IGD RS PMI dengan menggunakan angkutan kota.
Di IGD seluruhnya mendapat perawatan. Empat orang pelatih Paskibraka tersebut baru sadarkan diri setelah setengah jam pingsan.
"Saat ini ke-12 pelatih sudah boleh pulang, karena tidak mengalami luka yang serius, mereka juga dianjurkan untuk melaporkan ke pihak rumah sakit bila ada gejala pusing atau mual," kata Kun.
Agus Ramdan, bendahara PPI Kota Bogor menambahkan, seluruh pelatih Paskibraka tidak mengalami luka yang serius karena dilindungi oleh sepatu kulit yang mereka gunakan saat berlatih.
Selain itu, pada saat hujan seluruh pelatih berada di atas lantai, sementara penjual mie ayam yang juga ikut berteduh, terkena sambaran cukup kuat karena hanya menggunakan sendal jepit dan berdiri di atas tanah yang terdapat genangan air.
Agus menyebutkan, seluruh biaya korban sambaran petir ditanggung oleh Pemerintah Kota Bogor, begitu pula penjual mie ayam yang tersambar petir.
"Kebetulan tadi, sekretarid daerah (Sekda) dan seluruh dinas terkait hadir dan melihat para korban. Seluruh biaya sudah ditanggung oleh pemerintah," katanya.
Kun menyebutkan, peristiwa sambaran petir terjadi untuk pertama kali setelah 33 tahun Lapangan Sempur digunakan sebagai tempat berlatih Paskibraka untuk pengibaran bendera pada tanggal setiap 17 Agustus.
"Kejadian ini yang pertama kali terjadi, sejak tahun 1977 kita belatih di Lapangan Sempur ini. Lapangan ini juga sebagai tempat upacara setiap 17 Agustus," ujarnya.
Ia menyebutkan, latihan Pasukan Pengibar Bendera Sang Saka Merah Putih telah dilakukan sejak bulan April. Ada 38 anggota Paskibraka yang dilatih hampir setiap harinya.
Pada Juli ini, latihan dilakukan rutin setiap hari, dari pukul 08:30 WIB hingga 12:00 WIB, dilanjutkan dari pukul 13:00 WIB hingga 17:00 WIB.
Menurut dia, beruntung sambaran petir tidak mengenai 38 anggota Paskibraka yang merupakan siswa pilihan dari 12 sekolah di Kota Bogor, sehingga tidak akan menganggu latihan, dan rencana pengibaran bendera para 17 Agustus nanti tidak terkendala.
Kun mengatakan, untuk sementara 12 pelatih Paskibraka yang terkena sambaran akan diliburkan selama dua hari, dan diganti dengan pelatih lainnya.
Hingga berita ini diturunkan, seluruh pelatih Paskibraka telah dipulangkan, sementara itu Lutpilah warga Cimanggu RT03/RW10, Kecamatan Tanah Sareal masih menjalani perawatan di ruang Kenangan RS PMI.
Laily R
13 WARGA BOGOR TERSAMBAR PETIR
Rabu, 4 Agustus 2010 5:23 WIB