Depok (ANTARA) - Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Depok Novarita menyatakan penanganan gizi buruk dan kekerdilan atau gagal tumbuh pada anak tidak bisa hanya dilakukan oleh pemerintah tetapi membutuhkan sinergi semua pihak.
"Dalam percepatan penurunan serta pencegahan gizi buruk dan 'stunting' (kekerdilan) diperlukan koordinasi, sinergisitas dan sinkronisasi dari pihak terkait agar pelaksanaannya dapat optimal sehingga menghasilkan yang diharapkan," kata dia dalam keterangan di Depok, Sabtu.
Ia menuturkan upaya pencegahan dapat dilakukan dengan memastikan kesehatan yang baik dan gizi yang cukup pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).
Dia mengatakan 40 persen kontribusi berasal dari faktor lingkungan berupa sanitasi lingkungan yang baik serta tersedia air bersih.
"30 persen dari faktor perilaku pola asuh, pola makan dan pola hidup, kemudian 20 persen faktor pelayanan kesehatan dan 10 persen faktor genetik," katanya.
Dia menambahkan upaya penurunan angka gizi buruk dan kekerdilan dilakukan melalui dua intervensi, yakni gizi spesifik dan gizi sensitif.
"Jika kedua intervensi dilakukan secara terintegrasi akan sangat efektif karena dapat lebih memperkuat efektivitas penurunan 'stunting, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi," ujarnya.
Baca juga: Angka kasus "stunting" di Depok capai 5,31 persen pada 2020
Baca juga: Pusat Kajian Gizi Regional UI rekomendasi panduan gizi seimbang