Cimahi, 1/8 (ANTARA) - Untuk memperbaiki kerusakan dan sedimentasi (pengendapan) sungai, Pemerintah Kota Cimahi menormalisasi 12 titik sungai dan anak sungai dengan menghabiskan anggaran sebesar Rp 1,1 miliar.
Kepala Bidang Penyehatan Lingkungan Permukiman (PLP) Dinas Penyehatan Lingkungan dan Kebersihan (DPLK) Kota Cimahi Ade Ruhiyat Minggu mengatakan, rincian anggaran untuk normalisasi 12 titik sungai dan anak sungai itu, Rp 400 juta dari APBD Kota Cimahi 2010 dan Rp 700 juta bantuan dari Pemprov Jabar.
"Untuk menghindari banjir akibat sedimentasi, sejumlah titik sungai dan anak sungai di Kota Cimahi menyempit dan dangkal akan kita benahi. Kondisi ini sering mengakibatkan banjir karena tak sanggup menampung volume air, terutama saat musim hujan," katanya.
Titik yang akan dinormalisasi tersebut yaitu di Kelurahan Melong Cimahi Selatan satu titik/paket, Kelurahan Leuwigajah (Cimahi Selatan) tiga titik, Kelurahan Cimahi dan Kelurahan Karang Mekar (Cimahi Tengah) satu titik.
Kemudian, Kelurahan Pasirkaliki (Cimahi Utara) satu titik, dan Kelurahan Cibabat (Cimahi Utara) dua titik.
Selain itu, kata dia, Pemkot Cimahi juga akan menormalisasi 30 titik sungai dan anak sungai lain yang rusak akibat penyempitan dan longsor.
Dari 30 titik tersebut, paling banyak ada di Cimahi Utara dan Selatan.
"Karena dana yang dibutuhkan untuk memperbaiki suangai dan anak sungai itu membutuhkan dana yang besar. Maka, kita akan ajukan terutama ke Provinsi Jabar, yakni pos anggaran bantuan perbaikan lingkungan," ujarnya.
Di Kota Cimahi, lanjutnya, terdapat empat sungai besar yakni, Sungai Cimahi, Cisangkan, Cibeureum (Cibaligo), dan Citopeng. Sedangkan anak sungai dengan lebar satu hingga dua 2 meter, ada sekitar 50 titik.
Problem erosi di Indonesia, kata duia, saat ini sudah mencapai tahap kritis. Kondisi sedimentasi sungai-sungai umumnya berada kisaran angka yang tinggi.
"Jadi, jangan berharap untuk melihat kebeningan sungai ataupun pantai, apalagi di kawasan Pulau Jawa," katanya.
"Akibat sedimentasi ini merupakan salah satu penyebab terjadinya erosi di pantai-pantai. Sedimentasi bahkan semakin tahun semakin meningkat. Hal ini pun menyebabkan beberapa muara sungai menjadi dangkal," tambahnya.
Menurut dia, Sungai Citandui, Jawa Barat memecahkan rekor dengan sedimentasi per tahun yang terbawa aliran sungai ini mencapai lima juta meter kubik.
Sementara, sungai Cikonde mencapai 770 ribu meter kubik yang diendapkan di Segara Anakan.
Sedimentasi sungai Barito mencapai mencapai 733 ribu meter kubik yang diendapkan di Pelabuhan Banjarmasin, Kalimantan.
Sedang sungai Mahakam, Kalimantan sedimentasinya mencapai 2,2 juta meter kubik.
"Memang, erosi pantai tak semata-mata karena sedimentasi. Namun, sedimentasi sungai mempunyai pengaruh besar terhadap erosi pantai. Keadaan ini sebenarnya amat memprihatinkan," katanya. ***3***
(U.pso-215/B/A035/C/A035) 01-08-2010 12:40:40