Surabaya (ANTARA) - Kandidat Ketua Umum Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Hassan Basri Baso mengatakan, molornya Kongres XXXI HMI di Surabaya yang semula dijadwalkan sejak tanggal 17 dan semestinya berakhir 22 Maret 2021 hingga terjadi kericuhan, disebabkan adanya pihak eksternal yang turut hadir di dalam forum itu.
"Sesuai tata tertib, kongres semestinya hanya dihadiri peserta utusan dari cabang-cabang HMI, dengan aturan memakai sepatu dan kemeja. Tapi ada pihak eksternal yang turut hadir dalam kongres dengan memakai sandal, busana kaos, dan bertopi," kata Hassan, mewakili kandidat ketua umum lainnya dalam konferensi pers bersama, di Surabaya, Rabu petang.
Menurutnya, dengan kehadiran pihak eksternal itulah, tadi malam terjadi kericuhan saat kongres berlangsung, akibatnya enam orang harus berurusan dengan polisi dan hingga kini ditahan di Markas Kepolisian Resor Kota Besar Surabaya.
Hassan menyebut, dengan kehadiran pihak eksternal di dalam kongres, ada upaya memecah belah tubuh organisasi HMI.
Karena itu, tiga dari tujuh kandidat Ketua Umum PB HMI, masing-masing adalah M Nur Aris Shoim, Taufan Tuarita, dan Hassan Basri Baso menyatakan tidak ingin terjadi dualisme di tubuh organisasi yang berdiri sejak 5 Februari 1947 itu.
"Kami tegas menginginkan tidak ada perpecahan, apalagi sampai terjadi dualisme di dalam organisasi HMI," ujarnya kepada wartawan.
Karena itu, dia mendorong Panitia Kongres XXXI HMI bisa bertindak tegas dengan tidak mengizinkan pihak eksternal turut campur, apalagi sampai menghadiri berbagai sidang yang digelar.
"Kongres ini keputusan tertinggi. Tidak boleh dimasuki eksternal. Kalau panitia tidak bisa bertindak tegas, kongres tidak akan pernah selesai. Padahal kami ingin sidang selesai di Surabaya," katanya pula.
Senada, Taufan Tuarita berharap ada rekonsiliasi yang baik dalam Kongres XXXI HMI di Surabaya agar tidak terjadi perpecahan.
"Apa pun dinamika yang terjadi di forum, intinya HMI harus tetap satu dan tidak terbagi-bagi," ujarnya lagi.
M Nur Aris Shoim menandaskan Kongres XXXI HMI di Surabaya harus memunculkan pemimpin yang bisa merangkul, sehingga ke depan tidak terjadi dualisme.
"Mudah-mudahan bisa ditindaklanjuti dalam Kongres XXXI HMI di Surabaya, dengan melahirkan sosok dan pemimpin baru di HMI," katanya pula.
Baca juga: Kongres HMI ricuh, Polda Jatim amankan enam orang