Kuningan, 29/7 (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kuningan telah dua kali melakukan penyegelan tempat kegiatan kelompok jamaah Ahmadiyah namum mereka tidak kapok dan berani membuka untuk melakukan aktivitasnya kembali.
Aang Suganda, Bupati Kuningan, kepada wartawan, Kamis, mengatakan pihaknya telah mencoba menutup kegiatan kelompok jamaa Ahmadiyah, namun mereka berani membuka kembali, dalam menyelesaikan masalah seperti ini sebaiknya melalui upaya hukum, bentrokan sering terjadi ketika Ormas Islam berusaha akan menutupnya.
"Kami berjanji sebelum bulan puasa akan meminta surat keputusan dari Menteri Agama, untuk menutup tempat kegiatan kelompok jamaah Ahmadiyah supaya semua berjalan lancar. Jika telah ada keputusan pasti akan dilakukan kembali penutupan," katanya.
Sementara itu Ketua Ormas Islam Andi Mulya sudah berang melihat keadaan saat ini,adikatakannya jamaah Ahmadiyah berani melakukan pelanggaran padahal pemerintah setempat telah menunjuk Sat Pol PP selaku penegak Perda untuk menutup semua kegiatan mereka.
"Bangunan jamaah Ahmadiyah yang berdiri di Desa Manis Lor Kecamatan Jalaksana, Kuningan merupakan basis kelompok mereka dalam menyampaikan ajaran sesatnya, jika masih berdiri jumlah pemurtadan akan semakin tinggi," katanya.
"Kami dengan ribuan umat Islam akan tetap bertahan hingga semua masalah selesai, jika pemerintah tidak sanggup menutup, kami bisa dengan cara apapun untuk menghancurkan kelompok yang telah menodai agama Islam," katanya.
Peristiwa keributan antara Ormas Islam dengan kelompok jamaah Ahmadiyah terjadi, ketika ribuan Ormas Islam mencoba memasuki tempat kegiatan Ahmadiyah namun barisan Brimob kuat menghadang, jumlah yang tak seimbang akhirnya mereka merangsek ke pemukiman, kata Yanto anggota Ormas Islam asal Indramayu.
Keributan terjadi karena kedua belah pihak sudah mempersiapkan diri masing-masing, kelompok jamaah Ahmadiyah menggunakan batu dan kayu untuk melempar mereka, katanya.
Dia menjelaskan, keributan antara Ormas Islam dengan kelompok jamaah Ahmadiyah terjadi setiap tahun ketika pihaknya berusaha menutup tempat kegiatan mereka, tragedi paling berdarah tahun 2007. Kedua belah pihak banyak yang terluka begitu juga pihak keamanan.
Ajijah (35) warga setempat mengaku, setiap menjelang bulan puasa ribuan Ormas Islam datang dari berbagai daerah seperti Kabupaten Indramayu, Ciamis, Tasikmalaya, Bogor, Bandung datang untuk menutup tempat kegiatan kelompok jamaah Ahmadiyah yang jaraknya kurang dari 200 meter dari rumahnya.
"Tahun ini dirinya dengan keluarga masih tetap tinggal di rumah, lalu mereka memasang tulisan umat Nabi Muhammad SAW. Namun semua kaca jendela dan pintu ditutup menggunakan kayu, supaya aman jika terkena lemparan batu, tahun lalu kaca rumah saya hancur," katanya.
Dikatakannya, pemerintah sudah berkali-kali menyegel tempat kegiatan kelompok jamaah Ahmadiyah namun selalu dibuka setelah petugas Sat Pol PP pergi.
Dirinya berharap jangan terjadi keributan karena berdampak pada anaknya yang masih di bawah umur, jika kedua anaknya melihat orang bergerombol ketakutan.***1***
Enjang S
DUA KALI DISEGEL JAMAAH AHMADIYAH TIDAK KAPOK
Jumat, 30 Juli 2010 7:53 WIB