Bandung, 24/7 (ANTARA) - Gula impor Bulog Divre Jawa Barat diborong pedagang asal Jakarta setelah hampir empat bulan menumpuk di gudang, sekaligus mengakhiri kebuntuan distribusi gula asing oleh perusahaan milik negara itu.
"Gula impor Bulog Jabar saat ini tinggal 1.500 ton, sedangkan sekitar 18.500 ton telah dibeli oleh distributor asal Jakarta," kata Kepala Bidang Humas Bulog Divre Jawa Barat Sobar Husein ketika dihubungi di Bandung, Sabtu.
Menurut Sobar, gula yang menumpuk sejak Maret 2010 itu sudah berpindah tangan kepada pedagang asal Jakarta. Penjualan gula tersebut sesuai dengan harga pemerintah yakni Rp8.600 per kilogram.
Sebelumnya, Bulog Jawa Barat tidak bisa menjual gula impor itu karena harga gula di pasaran berada di bawah harga pokok pembelian senilai Rp8.600 per kilogram. Anjloknya harga gula itu akibat derasnya gula rafinasi ke pasar-pasar tradisional.
Menurut Sobar, Bulog Jawa Barat mendapat penugasan mendistribusikan gula impor sebanyak 21.000 ton. Namun dalam perjalannya Bulog hanya mampu menjual 1.000 ton, sedangkan 20 ribu ton lainnya tidak terserap hingga akhirnya pedagang Jakarta membelinya dua pekan lalu.
"Rencana awal akan didistribusikan ke luar Jawa, namun harga gula di sana juga tidak kondusif sehingga tetap tak bisa dilakukan. Namun seiring harga gula merambat normal ada juga pembeli," kata Sobar.
Sedangkan sisanya sebanyak 1.500 ton, menurut Sobar akan didistribusikan pada bulan Ramadhan dan Lebaran 2010 mendatang.
Diharapkan akhir September 2010 mendatang stok gula impor gula impor itu sudah tuntas didistribusikan.
Sobar mengakui, skema penjualan gula impor yang sebelumnya diproyeksikan untuk mengatasi kelangkaan gula pada awal 2010 itu perlu lebih diefesienkan sehingga bisa terserap pasar. Derasnya gula rafinasi yang seharusnya untuk memenuhi gula industri tersebut dalam beberapa tahun terakhir merusak harga gula di pasaran.
"Gula rafinasi memang sulit dideteksi, dilain pihak masyarakat tidak tahu apa itu gula rafinasi atau bukan. Yang jelas pendistribusian gula oleh Bulog bukan yang pertama sehingga diharapkan ke depannya bisa lebih efektif," katanya.
Sementara itu pada awal 2010, Jawa Barat mendapatkan alokasi gula impor sebanyak 85 ribu ton yang diimpor oleh PT RNI, PTPN IX serta Bulog. Namun penjualan gula impor itu terkendala karena harga pasaran jauh di bawah HPP gula asing itu.
"Saat ini harga sudah mulai normal, bahkan di tingkat eceran sudah mencapai Rp10.000 per kilogram," katanya Humas Bulog Jabar itu menambahkan.***2***
(S033)
NNNN
(T.S033/B/R007/C/R007) 24-07-2010 15:17:49
GULA IMPOR BULOG JABAR DIBORONG PEDAGANG JAKARTA
Sabtu, 24 Juli 2010 16:34 WIB