Bandung, 20/7 (ANTARA) - Kopi luwak yang diproduksi dari musang liar tampaknya lebih diminati dibanding dari musang yang diternakkan karena cita rasanya berbeda, kata Manager Director Morning Glory Cafe Cofee Michael Utama.
"Kita menyediakan kopi luwak yang berasal dari musang liar, karena menurut para penggemar kopi musang liar mempunyai cita rasa yang khas, sedangkan untuk musang yang diternakan biasa saja," tutur Michael di Bandung, Selasa.
Oleh karena cita rasanya yang khas, maka kopi luwak diproduksi dari musang liar harganya lebih mahal.
Produksi kopi luwak di Jawa Barat hanya 1 persen per tahun, itupun permintaan banyak datang dari warga negara asing yang berkunjung ke Bandung," katanya.
Ia mengambil kopi luwak paling banyak dari daerah Sumendang dan Pangalengan.
Setiap bulan di Cafe itu menghabiskan sekitar 300 gram kopi.
Kopi luwak yang banyak diminati konsumen pada umumnya, yakni kopi luwak yang berasal dari musang liar atau yang tidak diternak, harga satu kilogram kopi luwak liar bisa mencapai Rp6 juta per kilogram kopi bubuk.
Sedangkan kopi luwak yang berasal dari luwak diternakan harganya sekitar Rp1 juta perkilogram kopi bubuk, tambahnya.
Di Bandung sendiri hingga kini baru ada dua kedai kopi luwak, tambahnya.
" Untuk Indonesia konsumsi atau produksi kopi luwak yakni sekitar 1-5 persen per tahunnya, hal ini dikarenakan harganya yang sangat mahal. Jadi tidak dikonsumsi oleh kebanyakan masyarakat yang menyukai kopi," ujar Micahel.***2***
KOPI LUWAK LIAR PALING DIMINATI KONSUMEN
Selasa, 20 Juli 2010 16:07 WIB