Jakarta (ANTARA) - Aplikasi perpesanan milik Facebook, WhatsApp, akan menambahkan spanduk dan informasi tambahan yang akan menjelaskan kepada pengguna mengenai kebijakan baru terkait privasi.
Langkah tersebut ditempuh WhatsApp sebagai upaya untuk meluruskan kebingungan, menyusul banyaknya misinformasi yang beredar mengenai pembaruan kebijakan privasi WhatsApp.
"Dalam minggu-minggu mendatang, kami akan menampilkan spanduk di dalam WhatsApp yang menyediakan lebih banyak informasi di mana pengguna dapat membacanya dengan saksama," WhatsApp mengatakan dalam keterangan tertulis, dikutip Jumat.
Selain itu, WhatsApp juga menyertakan informasi tambahan untuk menjawab berbagai pertanyaan sebagai bagian dari usaha mengatasi kekhawatiran para pengguna.
Sebelumnya, WhatsApp telah menggunakan fitur Status untuk menginformasikan informasi terbaru secara langsung dari dalam aplikasi.
WhatsApp menekankan bahwa pesan pribadi pengguna akan selalu terenkripsi secara end-to-end, sehingga platform tidak dapat membaca pesan atau mendengarkan panggilan telepon pengguna.
WhatsApp menjelaskan pembaruan kebijakan tersebut akan memperjelas cara kerja perpesanan bisnis dan fitur-fitur bisnis di WhatsApp.
Misalnya, opsi bagi bisnis untuk memasang tombol di laman toko Facebook-nya yang bisa menghubungkan konsumennya untuk mengirim pesan ke WhatsApp,atau pun penggunaan third-party hosting untuk WhatsApp Business API.
WhatsApp menekankan pembaruan kebijakan ini tidak memengaruhi privasi pesan pribadi dengan teman dan keluarga. Pembaruan ini juga tidak memperluas kemampuan WhatsApp untuk berbagi data dengan Facebook.
Perubahan ketentuan kebijakan privasi tersebut sempat membuat pengguna berpaling ke aplikasi perpesanan lainnya, salah satunya Signal yang mengalami pertumbuhan pesat. Hal senada juga dirasakan Telegram yang mengalami lonjakan pengguna.
Melihat hal itu, WhatsApp mengingatkan pengguna akan pentingnya fitur enkripsi end-to-end secara default.
"Beberapa aplikasi mengklaim bahwa mereka tidak dapat melihat pesan pengguna. Perlu diketahui bahwa jika suatu aplikasi tidak menawarkan enkripsi end-to-end secara default, ini berarti aplikasi tersebut dapat membaca pesan Anda," ujar WhatsApp.
Sementara soal aplikasi lain yang menyebut mengetahui lebih sedikit informasi dibanding WhatsApp, platform perpesanan itu mengklaim memiliki akses ke sebagian data terbatas agar dapat menyediakan layanan yang aman dan reliabel.
Baca juga: WhatsApp tambah autentikasi biometrik untuk tautkan ke desktop
Baca juga: WhatsApp dituntut soal ancaman privasi data di pengadilan India
Baca juga: WhatsApp: Percakapan tetap dilindungi enkripsi setelah pembaruan