Washington (ANTARA) - Pemerintahan Biden berharap dapat mengkaji data yang tercakup di laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang dirilis pada Selasa, yang menyebutkan bahwa virus COVID-19 tidak berasal dari sebuah laboratorium di Wuhan, juru bicara Gedung Putih Jen Psaki mengatakan.
Kepala tim WHO yang menyelidiki asal mula COVID-19 mengatakan kelelawar masih menjadi sumber potensial dan bahwa penularan virus melalui makanan beku merupakan sebuah kemungkinan yang memerlukan penyelidikan lebih lanjut. Ia mengesampingkan kebocoran dari laboratorium.
Psaki pada Selasa mengatakan kepada awak media bahwa pemerintah tidak terlibat dalam "rencana dan implementasi" penyelidikan tersebut dan ingin melakukan tinjauan independen atas temuan tersebut dan data yang mendasarinya.
Psaki menambahkan bahwa meski pemerintah bergabung lagi dengan WHO, "sangat penting agar kami memiliki tim ahli sendiri di lapangan."
Peter Ben Embarek, yang memimpin tim ahli independen dalam kunjungan hampir sebulan di Wuhan, lokasi virus corona pertama kali muncul di pasar makanan laut pada akhir 2019, mengatakan hasil kerja tim mengungkap informasi baru, tetapi secara dramatis tidak mengubah anggapan mereka mengenai wabah.
Kemungkinan virus bocor dari laboratorium - yang menjadi subjek dari teori konspirasi - sangat tidak mungkin dan tidak membutuhkan riset lebih lanjut, kata Embrek.
Sumber: Reuters
Baca juga: WHO: Butuh penelitian bertahun-tahun untuk ketahui asal usul COVID-19
Baca juga: China ungkap jaringan vaksin palsu, sita 3.000 dosis
Baca juga: Jumlah kelahiran baru di China turun 15 persen selama COVID-19
AS ingin kaji laporan WHO bahwa COVID tidak mungkin dari lab China
Rabu, 10 Februari 2021 9:59 WIB