Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin sore menguat mendekati level psikologis Rp14.000 per dolar AS dipicu tingginya minat terhadap aset berisiko.
Rupiah ditutup menguat 27 poin atau 0,2 persen ke posisi Rp14.003 per dolar AS dari posisi penutupan hari sebelumnya Rp14.030 per dolar AS.
"Minat pasar yang masih tinggi terhadap aset Indonesia membantu penguatan rupiah. Mungkin bisa terlihat dari minat pasar yang tinggi terhadap surat utang Indonesia dan kenaikan IHSG," kata Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Senin.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) ditutup positif seiring dengan penguatan bursa saham kawasan. IHSG ditutup menguat 57,14 poin atau 0,93 persen ke posisi 6.208,87.
Dari eksternal, data AS melukiskan gambaran yang suram dari pasar tenaga kerja negara itu dengan hanya menambahkan 49.000 pekerjaan, setengah dari apa yang diharapkan para ekonom.
Laporan yang lemah mendorong untuk lebih banyak stimulus, menggarisbawahi perlunya anggota parlemen untuk bertindak atas paket bantuan COVID-19 senilai 1,9 triliun dari Presiden Joe Biden.
Rupiah pada pagi hari dibuka menguat ke posisi Rp14.018 per dolar AS. Sepanjang hari, rupiah bergerak di kisaran Rp13.995 per dolar AS hingga Rp14.018 per dolar AS.
Sementara itu kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Senin menunjukkan rupiah melemah menjadi Rp14.000 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp14.062 per dolar AS.
Baca juga: Rupiah awal pekan menguat, tembus level psikologis Rp14.000 per dolar AS
Baca juga: Kurs rupiah Senin pagi menguat 15 poin
Baca juga: Kurs rupiah melemah tipis dipicu kekhawatiran kasus COVID-19
Kurs rupiah menguat dipicu tingginya minat terhadap aset berisiko
Senin, 8 Februari 2021 17:05 WIB