Indramayu (ANTARA) - Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 Kabupaten Indramayu, Jawa Barat selama masa pandemi menemukan tujuh klaster penyebaran COVID-19 di masyarakat, sehingga warga diminta harus menerapkan protokol kesehatan dengan ketat.
"Selama pandemi ini kami menemukan tujuh klaster penyebaran COVID-19," kata Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Kabupaten Indramayu Deden Bonni Koswara di Indramayu, Kamis.
Deden mengatakan tujuh klaster yang ditemukan, yakni klaster keluarga, kantor, fasilitas kesehatan, pondok pesantren, pengajian, liburan ke Bandung, dan klaster pelaku perjalanan. Dari tujuh klaster tersebut, yang terbanyak adalah klaster keluarga, yakni 114 kasus dengan orang yang terinfeksi COVID-19 mencapai 433.
Disusul klaster perkantoran sebanyak 25 dengan jumlah terkonfirmasi positif 138 orang. Selanjutnya klaster fasilitas kesehatan 12 kasus dan mengakibatkan 154 terinfeksi.
"Yang keempat, yaitu pondok pesantren satu klaster dengan 58 kasus. Pengajian dua klaster 30 kasus, liburan ke Bandung satu klaster 34 kasus, dan pelaku perjalanan 20 klaster dengan 69 kasus," katanya.
Deden menambahkan kendala dalam penanganan COVID-19 di Kabupaten Indramayu masih adanya sebagian masyarakat yang tidak menganggap COVID-19 sebagai wabah yang berbahaya dan mengancam keselamatan.
Selain itu, masyarakat juga menganggap bahwa protokol kesehatan kurang efektif dalam mencegah penularan COVID-19. "Sebagian masyarakat juga sudah mulai bosan dengan situasi pandemi dan penerapan protokol kesehatan," kata Deden.
Sementara untuk kasus terkonfirmasi positif COVID-19 di Kabupaten Indramayu hingga Kamis (4/2) mencapai 2.973 orang dengan perincian 2.422 sembuh, 98 meninggal dunia dan 453 dalam perawatan.
Baca juga: Vaksinasi COVID-19 di Indramayu dijadwalkan awal Februari
Baca juga: 73 pasien COVID-19 di Indramayu sembuh
Baca juga: Satgas COVID-19 Indramayu: Butuh tujuh menit untuk pemberian vaksin
Tujuh klaster COVID-19 ditemukan selama pandemi di Indramayu
Kamis, 4 Februari 2021 16:59 WIB