Jakarta (ANTARA) - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi melantik Kepala Badan SAR Nasional yang baru Marsekal Muda TNI Henri Alfiandi, menggantikan Marsekal Madya TNI Bagus Puruhito di Kementerian Perhubungan, Jakarta, Kamis (4/2).
Kabasarnas Henri Alfiandi menggantikan Kabasarnas sebelumnya Bagus Puruhito karena memasuki masa purnatugas.
Menhub dalam sambutannya berpesan kepada Kabasarnas yang baru agar melaksanakan tanggung jawab dan amanah yang dipercayakan.
“Ini merupakan satu hari yang baik melakukan serah terima jabatan yang mulia kepada Kepala Basarnas yang kita banggakan. Ini merupakan dinamika pimpinan lembaga yang biasa terjadi dalam satu instansi berkaitan dengan pembinaan masa karier yang tidak terhindari. Kabasarnas Henri Alfiandi menggantikan Bagus Puruhito yang memasuki masa purnatugas, kami mengucapkan selamat dan bangga semoga amanah dan tanggung jawab yang diamanatkan bisa dilaksanakan dengan sebaik-baiknya,” kata Budi.
Ia juga menyampaikan apresiasi yang sebesar-besarnya kepada Bagus Puruhito yang telah mengabdi dengan dedikasi selama menjabat.
“Secara formal, saudara memang sudah purnatugas namun secara moral kami berharap saudara memberikan kontribusi positif untuk bangsa dan negara. Pengalaman dan kemampuan saudara merupakan ilmu bagi generasi muda dan generasi penerus,” ujarnya.
Salah satu amanat Undang-Undang 1945, yakni kewajiban negara dalam melindungi seluruh tumpah darah bangsa Indonesia dan dalam UU 29/2014 tentang Pencarian dan Pertolongan diamanatkan bahwa Basarnas sebagai sektor yang memimpin (leading sector) tugas tersebut.
“Tidak mudah melaksanakan kedaruratan bencana yang unpredictable selama 24 jam harus respons cepat,” katanya.
Menhub menyebutkan salah satu kejadian luar biasa adalah pencarian korban dan pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang juga berbarengan dengan bencana di sejumlah wilayah di Indonesia, seperti tanah longsor di Jawa Barat, banjir di Kalimantan Selatan, dan gempa di Mamuju, Sulawesi Barat.
“Pada momentum itu kita melihat bagaimana personel Basarnas dapat melaksanakan komunikasi dan intensif dengan stakeholders (pemangku kepentingan). Sinergi dan solid dengan potensi SAR, personel tidak pernah mengharapkan pujian mereka menyadari sudah menjadi tugas utama dan tanggungjawab sebagai insan SAR,” ujarnya.
Baca juga: Basarnas resmi hentikan pencarian korban Sriwijaya Air SJ 182
Baca juga: Basarnas Bandung: Keterbatasan EWS persulit tim memprediksi longsor susulan