Tunis (ANTARA) - Protes dengan kekerasan merebak pada Sabtu (16/1) malam di setidaknya enam kota Tunisia, termasuk ibu kota Tunis dan kota pesisir Sousse, kata saksi mata dan media lokal.
Protes itu terjadi ketika kemarahan meningkat atas kesulitan ekonomi.
Demonstrasi itu datang saat Tunisia menandai ulang tahun kesepuluh revolusi yang menggulingkan mendiang Presiden Zine El Abidine Ben Ali dan memicu pemberontakan Musim Semi Arab.
Protes tersebut menjadi tantangan bagi pemerintah Hicham Mechichi, yang merombak kabinet, dengan menteri baru termasuk Kementerian Dalam Negeri, Kehakiman dan Energi.
Para saksi di Sousse mengatakan bahwa pasukan keamanan menembakkan gas air mata untuk membubarkan kemarahan ratusan pengunjuk rasa yang memblokir jalan dan membakar ban.
Sumber keamanan mengatakan bahwa pemuda di Sousse masuk ke toko. Bentrokan terjadi di kota Kalaa Kebira dekat Sousse.
Satu dekade setelah revolusi melawan pengangguran yang meluas, kemiskinan, korupsi dan ketidakadilan, Tunisia membuat jalan yang mulus menuju demokrasi, tetapi situasi ekonominya memburuk, dengan layanan publik yang buruk dan negara itu berada di ambang kebangkrutan.
Protes kekerasan juga terjadi di beberapa daerah ibu kota, termasuk Ettadamen, Mallassin dan Fouchana dan Sijoumi. Ada juga protes malam dan kerusuhan di Kef, Bizerte dan Siliana, di bagian utara negara itu.
Baca juga: Belasan migran asal Afrika tewas akibat kapal tenggelam
Baca juga: Gegara unggah candaan Facebook berbau agama, blogger Tunisia divonis penjara
Sumber: Reuters
Protes dengan kekerasan merebak di Tunisia, marah atas situasi ekonomi sulit
Minggu, 17 Januari 2021 11:34 WIB