Jakarta (ANTARA) - Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Wikan Sakarinto mengatakan sebanyak 351 program studi sarjana terapan ikut serta dalam seleksi yang diselenggarakan Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT).
“Untuk tahun ini, ada 351 program studi sarjana terapan diikutsertakan dalam tes masuk yang diselenggarakan LTMPT, baik Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) maupun Seleksi Bersama Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN),” ujar Wikan dalam sosialisasi pelaksanaan SNMPTN dan SNMPN secara daring yang dipantau di Jakarta, Jumat.
Dia menambahkan program studi sarjana terapan tersebut diselenggarakan universitas, institut, sekolah tinggi dan akademi (Unista) serta politeknik. Seleksi masuk 2021, merupakan kali pertama program studi sarjana terapan di politeknik mengikuti seleksi masuk yang diselenggarakan oleh LTMPT. Sementara untuk program diploma tiga masih diselenggarakan Forum Direktur Politeknik Negeri se-Indonesia (FDPNI).
“Dari 351 program studi tersebut terbagi dua, yakni 298 program studi sarjana terapan di politeknik negeri dan 53 program studi terapan sisanya pada Unista,” tuturnya.
Sedangkan untuk politeknik negeri, 215 program studi merupakan program studi sains dan teknologi dan 83 program studi kategori sosial humaniora, dan 22 sosial humaniora untuk Unista.
“Untuk sarjana terapan, sebenarnya mau memilih sarjana terapan baik di politeknik maupun di Unista tidak masalah. Tergantung dimana 'passionnya',” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Wikan mengingatkan calon mahasiswa untuk menjunjung tinggi integritas. Juga tidak hanya berorientasi pada ijazah dan transkrip nilai, tapi juga kompetensi.
“Dalam hal ini, lulusan sarjana terapan tidak hanya mendapatkan ijazah dan transkrip, tetapi juga sertifikat kompetensi yang diakui industri serta kemampuan bahasa Inggris,” kata Wikan.
Lulusan SMA sederajat dapat mendaftar pada prodi sarjana terapan. Selama perkuliahan, mahasiswa sarjana terapan wajib magang di industri selama minimal satu semester, termasuk KKN dan pengabdian pada masyarakat.
“Kami juga merancang kolaborasi interkonektivitas dengan S2 terapan, baik di dalam maupun luar negeri. Terutama di politeknik, karena sudah banyak prodi sarjana terapan. Ada sekitar 25 prodi sarjana terapan yang nantinya kami lanjutkan ke S2 terapan,” terang mantan Dekan Sekolah Vokasi UGM itu.
Baca juga: UI sosialisasi SNMPTN, SBMPTN, dan jalur masuk UI tahun 2021
Baca juga: Seleksi masuk perguruan tinggi negeri dilakukan secara terintegrasi
Baca juga: Sekolah yang tak gunakan kurikulum nasional tidak boleh daftar PDSS