Menristek imbau pelacakan COVID-19 gunakan alat buatan anak negeri
Kamis, 7 Januari 2021 16:17 WIB
Jakarta (ANTARA) - Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset Inovasi Nasional Bambang Brodjonegoro mengimbau pihak berwenang dalam penanganan COVID-19 menggunakan alat tes cepat buatan anak negeri.
"Kami juga mengimbau pada beberapa pihak yang punya kewenangan untuk tracing, utamakan alat-alat yang telah dikembangkan oleh putra-putra Indonesia seperti GeNose dan CePad. Ini karya luar biasa dan mereka lakukan dalam waktu yang sangat singkat," kata Bambang dalam konferensi pers secara daring yang dipantau di Jakarta, Kamis.
Alat tes cepat GeNose C19 karya Universitas Gadjah Mada dan Rapid Test Antigen CePad karya Universitas Padjadjaran merupakan inovasi alat tes cepat terbaru yang memiliki penggunaan lebih mudah dan praktis serta dengan biaya yang lebih murah.
Alat tes cepat GeNose C19 dari UGM ini mendeteksi ada atau tidaknya virus SARS CoV 2 penyebab COVID-19 berdasarkan hembusan napas seseorang. Untuk mengetahui hasilnya, hanya dibutuhkan waktu paling lama tidak lebih dari dua menit dengan menggunakan sistem komputer.
Bambang menyebutkan GeNose C19 merupakan implementasi dari revolusi industri 4.0 karena dalam pengoperasiannya menyertakan sistem komputer dengan kecerdasan buatan.
Dia berharap Kementerian Kesehatan dan Satgas Penanganan COVID-19 mulai menggunakan alat tes cepat karya anak bangsa tersebut agar ke depannya akan banyak digunakan oleh daerah-daerah lain serta fasilitas layanan kesehatan swasta.
"Yang paling penting dari pihak berwenang dari Kemenkes dari BNPB selaku Satgas Penanganan COVID-19, masukan alat ini GeNose dan CePad sebagai alat untuk skrining rapid tes yang resmi, karena itu akan menjadi rujukan di seluruh daerah," kata Bambang.
Menurut dia, ketika pemerintah pusat sudah mempercayakan inovasi hasil dalam negeri untuk penanganan COVID-19, maka masyarakat pun akan percaya terhadap karya anak bangsa tersebut.
"Kuncinya ini harus dinyatakan sebagai alat yang resmi, dan sekali lagi pemihakan pada karya anak bangsa harus dikedepankan," ujar Bambang.
Kedua alat tes cepat tersebut sudah mendapatkan izin edar dari Kementerian Kesehatan untuk digunakan di masyarakat.
Pihak pengembang bersama konsorsium pun menyatakan bisa memproduksi alat hingga 5 ribu unit per bulan dengan target maksimal bisa menyiapkan 30 ribu hingga 40 ribu unit.
Baca juga: Menko PMK upayakan Genose C19 dan CePAD digunakan nasional
Baca juga: Forum Rektor ajak perguruan tinggi gunakan GeNose C19 dan CePAD
Baca juga: UGM kembangkan geNose untuk skrining dan diagnosis COVID-19 dalam dua menit
"Kami juga mengimbau pada beberapa pihak yang punya kewenangan untuk tracing, utamakan alat-alat yang telah dikembangkan oleh putra-putra Indonesia seperti GeNose dan CePad. Ini karya luar biasa dan mereka lakukan dalam waktu yang sangat singkat," kata Bambang dalam konferensi pers secara daring yang dipantau di Jakarta, Kamis.
Alat tes cepat GeNose C19 karya Universitas Gadjah Mada dan Rapid Test Antigen CePad karya Universitas Padjadjaran merupakan inovasi alat tes cepat terbaru yang memiliki penggunaan lebih mudah dan praktis serta dengan biaya yang lebih murah.
Alat tes cepat GeNose C19 dari UGM ini mendeteksi ada atau tidaknya virus SARS CoV 2 penyebab COVID-19 berdasarkan hembusan napas seseorang. Untuk mengetahui hasilnya, hanya dibutuhkan waktu paling lama tidak lebih dari dua menit dengan menggunakan sistem komputer.
Bambang menyebutkan GeNose C19 merupakan implementasi dari revolusi industri 4.0 karena dalam pengoperasiannya menyertakan sistem komputer dengan kecerdasan buatan.
Dia berharap Kementerian Kesehatan dan Satgas Penanganan COVID-19 mulai menggunakan alat tes cepat karya anak bangsa tersebut agar ke depannya akan banyak digunakan oleh daerah-daerah lain serta fasilitas layanan kesehatan swasta.
"Yang paling penting dari pihak berwenang dari Kemenkes dari BNPB selaku Satgas Penanganan COVID-19, masukan alat ini GeNose dan CePad sebagai alat untuk skrining rapid tes yang resmi, karena itu akan menjadi rujukan di seluruh daerah," kata Bambang.
Menurut dia, ketika pemerintah pusat sudah mempercayakan inovasi hasil dalam negeri untuk penanganan COVID-19, maka masyarakat pun akan percaya terhadap karya anak bangsa tersebut.
"Kuncinya ini harus dinyatakan sebagai alat yang resmi, dan sekali lagi pemihakan pada karya anak bangsa harus dikedepankan," ujar Bambang.
Kedua alat tes cepat tersebut sudah mendapatkan izin edar dari Kementerian Kesehatan untuk digunakan di masyarakat.
Pihak pengembang bersama konsorsium pun menyatakan bisa memproduksi alat hingga 5 ribu unit per bulan dengan target maksimal bisa menyiapkan 30 ribu hingga 40 ribu unit.
Baca juga: Menko PMK upayakan Genose C19 dan CePAD digunakan nasional
Baca juga: Forum Rektor ajak perguruan tinggi gunakan GeNose C19 dan CePAD
Baca juga: UGM kembangkan geNose untuk skrining dan diagnosis COVID-19 dalam dua menit