Jakarta (ANTARA) - Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB University bekerja sama dengan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) mengadakan pelatihan daring penggunaan WebGIS Ecosystem dab aplikasi INA-Alert untuk mengoptimalkan penggunaan teknologi dalam pemantauan tutupan lahan.
"Pelatihan ini merupakan upaya mencapai efisiensi dalam penggunaan teknologi secara optimal. Untuk mewujudkannya, ada tiga hal yang perlu dicermati, yaitu hardware, software dan brandware," kata Wakil Dekan Bidang Sumber Daya, Kerja Sama, dan Pengembangan Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB University Nandi Kosmaryandi melalui siaran pers yang diterima di Jakarta, Rabu.
Nandi mengatakan melalui hardware, software, dan brandware; data dan informasi yang diterima akan menjadi aktual. Nandi berharap akan tersedia brandware yang memadai pada setiap pemangku kepentingan, terutama pemerintah daerah.
Sementara itu, peneliti senior LAPAN Kustiyo mengatakan IPB University dan LAPAN telah cukup lama bekerja sama dalam pemantauan vegetasi menggunakan teknologi penginderaan jauh.
Pelatihan daring tersebut merupakan mandat dalam penyediaan data satelit penginderaan jauh, baik resolusi rendah, sedang, maupun tinggi yang diperlukan untuk peringatan dini, pemetaan, dan validasi data.
"Hasil penginderaan itu kemudian diolah otomatis dalam periode delapan harian yang diteruskan ke IPB University, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, serta Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh LAPAN," tuturnya.
Data vegetasi berupa area berawan diolah menjadi data estimasi melalui interpolasi dengan berbagai metode yang digunakan untuk kepentingan pemantauan vegetasi.
IPB University telah menempatkan peladen pengolahan data di LAPAN sehingga bisa langsung menggunakan berbagai macam aplikasi tanpa mengunduh data terlebih dahulu.
Kustiyo mengatakan algoritma digital sangat penting sebagai syarat radiometrik yang terkualifikasi. Metode tersebut diterapkan dengan menambahkan data topografi yang dapat mengoreksi daerah-daerah bergunung.
"Metode tersebut sudah diimplematasikan di seluruh wilayah Indonesia. Perlu kerja sama lebih erat untuk pemanfaatan data penginderaan jauh, sehingga ditemukan teknologi yang mendapatkan data dengan resolusi tinggi," katanya.
Selain Kustiyo, pelatihan daring tersebut juga menghadirkan narasumber peneliti Badan Informasi Geospasial (BIG) Benni Purwonegoro, peneliti informatika pertanian lulusan IPB University Alvin Fatikhunnada, pengajar Universitas Ibnu Khaldun Sahid Agustian Hudjimartsu, peneliti geoenvironmental dan geospasial IPB University Aryo Adhi Condro, dan dosen IPB University Yudi Setiawan.
Baca juga: IPB dukung perencanaan pembangunan desa berbasis data
Baca juga: IPB siap bantu diplomasi Indonesia di dunia internasional
Baca juga: IPB terima penghargaan GIS Ambassador University 2020