Bandung (ANTARA) -
Masyarakat Industri Kreatif Teknologi Informasi dan Komunikasi Indonesia (MIKTI) tergerak untuk membuat buku panduan bagi para pelaku inkubator bisnis sebagai jawaban atas maraknya start-up (perusahaan rintisan) yang gagal hingga berhenti beroperasi.
Ketua Tim Penyusunan Buku Incubator Play MIKTI Arief Widhiyasa mengatakan rencananya buku tersebut gratis untuk lembaga pengelola inkubator dan stake holder lainnya yang terlibat dalam penyelenggaraan proses inkubasi.
"Buku ini dibuat karena melihat banyak inkubator bermunculan di Indonesia terutama kota-kota sebesar seperti Jakarta, Bandung, Yogyakarta, dan lainnya. Tapi, banyak inkubator yang stagnan atau mengalami kemunduran karena kurang pengetahuan," kata Arief dalam keterangannya di Bandung, Jawa Barat, Minggu.
Buku yang diberi judul 'Incubator Play' ini, kata Arief, akan diluncurkan secara virtual pada 1 Desember 2020. Buku ini bakal memberikan edukasi dan pembahasan tentang proses menjalankan dan mengelola inkubator bisnis dari mulai persiapan sampai dengan pengelolaan keuangan.
Dia menjelaskan salah satu tujuan besar sekaligus paling umum dari kemunculan startup yakni untuk menciptakan inovasi yang bermanfaat bagi banyak orang. Untuk dapat sampai pada tujuan tersebut, setidaknya terdapat tujuh tahapan yang dilalui hingga menjadi start up.
Ketujuh tahapan tersebut adalah, embrio, pembentukan, prototipe atau purwarupa, peluncuran produk, pertumbuhan cepat, ekspansi, dan stabil.
Sementara itu dari sisi pengembangan produk, fase yang dilalui start up antara lain adalah problem-solution fit, product launch fit, product market fit, dan meningkatkan skala bisnis. Namun nyatanya perjalanan start up hingga produknya dapat diterima oleh market dan mencapai kestabilan tidaklah mudah.
"Bisnis inkubator saat ini sangat dipengaruhi oleh kondisi pandemi yang sedang dialami dunia. Melalui hal tersebut, untuk bisnis inkubator sendiri minat perlu diimbangi dengan peralihan teknologi yang bersifat daring dalam penyelenggaraan proses inkubasi," kata Arief.
Baca juga: Perusahaan rintisan Universitas Indonesia masuk top 52 dunia
Baca juga: Menteri ESDM puji Katalis Merah Putih karya rintisan ITB dan Pertamina