Jakarta (ANTARA) - Guru besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Prof Hasbullah Thabrany mengatakan vaksin merupakan investasi yang akan memberikan peluang untuk hidup aman dari kemungkinan tertular COVID-19.
"Meskipun harga vaksin belum keluar nilai, misalnya katakanlah Rp200.000, itu adalah investasi yang memberikan kita peluang hidup lebih aman, dari pada berisiko terinfeksi dan memerlukan pengobatan," kata Hasbullah dalam acara bincang-bincang Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN) yang disiarkan akun Youtube FMB9ID_IKP, diakses di Jakarta, Kamis.
Hasbullah mengatakan biaya yang harus dikeluarkan bila tertular COVID-19 sangat besar. Biaya perawatan pasien COVID-19 yang dirawat lebih dari 30 hari dan memerlukan unit perawatan intensif bisa mencapai Rp15 juta per hari.
Seseorang yang tidak mau divaksin, hidupnya bisa menjadi tidak nyaman karena lebih berisiko tertular dan bisa mengeluarkan biaya perawatan hingga ratusan juta bila memerlukan pengobatan.
"Vaksin terbukti mampu memberikan ketenangan, contohnya pada kasus penyakit tuberkulosis. Hampir semua orang yang sudah divaksin BCG, bisa lebih tenang menjalani kehidupan," tuturnya.
Menurut Hasbullah, masyarakat perlu menyadari bahwa pencegahan penularan COVID-19 sangat bermanfaat besar bagi diri sendiri dan orang lain, meskipun mungkin belum terlihat dan dirasakan bagi mereka yang belum tertular.
"Sama seperti perumpamaan, kita baru menyadari mata kita yang mahal saat tidak bisa melihat lagi. Jangan tunggu sampai kehilangan penglihatan. Mencegah jauh lebih baik dan itu amal ibadah kita," katanya.
Hasbullah mengatakan menjaga diri dan orang lain di sekitar kita agar tidak tertular COVID-19 adalah ibadah yang bernilai besar.
"Saking besarnya nilai ibadahnya, haji dan shalat Jumat berjamaah sampai boleh ditinggalkan untuk menghindari penularan lewat kerumunan," katanya.
Baca juga: MUI Indramayu imbau masyarakat tak takut lakukan vaksinasi COVID-19
Baca juga: Kemenkes persiapkan daerah untuk program vaksinasi COVID-19