Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bandung menyatakan kualitas air di Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum terus mengalami peningkatan seiring program Citarum Harum konsisten diterapkan.
Kepala DLH Kabupaten Bandung, Asep Kusumah mengatakan pihaknya selalu mengecek kualitas air Citarum dalam setiap bulan dan melebihi parameter guna mendapat referensi data terbaik.
"Indeks tahun 2018 di angka 26,3, di 2019 itu naik, jadi 30,33, jadi lumayan naik empat poin, jadi untuk kualitas indeks air ada perubahan yang cukup signifikan," kata Asep saat dihubungi di Bandung, Kamis.
Kepala DLH Kabupaten Bandung, Asep Kusumah mengatakan pihaknya selalu mengecek kualitas air Citarum dalam setiap bulan dan melebihi parameter guna mendapat referensi data terbaik.
"Indeks tahun 2018 di angka 26,3, di 2019 itu naik, jadi 30,33, jadi lumayan naik empat poin, jadi untuk kualitas indeks air ada perubahan yang cukup signifikan," kata Asep saat dihubungi di Bandung, Kamis.
Selain itu, ia juga mencatat saat ini ada penurunan timbulan sampah di Citarum sekitar 20 hingga 30 persen dibandingkan beberapa waktu sebelumnya.
Penurunan itu, kata dia, dikarenakan pihaknya bersama Satgas Citarum Harum lebih mudah membersihkan sampah karena sampah lama di Citarum sudah berhasil dihilangkan. Sehingga kini pihaknya lebih fokus ke setiap timbulan sampah baru.
"Jadi kan sampah itu biasanya akumulasi. Tapi ketika sampah lamanya sudah bisa dibersihkan, maka fokus kita ke sampah baru," kata dia.
Menurutnya timbulan sampah itu berasal dari berbagai daerah dan bukan hanya dari Kabupaten Bandung. Sampah di aliran Citarum, kata dia, kerap muncul cukup banyak pada musim hujan.
"Tapi terkadang karena ada hujan baru terus, ini limpas terus, (sampah) terbawa sampai ke Saguling nantinya, angka pastinya saya belum bisa sampaikan. Teknisnya membutuhkan alat berat yang long arm, itu biasanya ada dari BBWS," katanya.
Dengan demikian, ia meminta agar masyarakat menyadari bahwa masalah sampah ini menjadi masalah bersama. Apalagi, kata dia, Sungai Citarum merupakan sumber kehidupan mahluk hidup yang perlu dijaga kelestariannya maupun kebersihannya.
"Citarum ini merupakan sumber kehidupan yang memberikan daya dukung kehidupan di sekitarnya, termasuk menjadi daya tampung perilaku kita. Karena kita hidup ditopang Sungai Citarum, maka kita coba lakukan, kita sumber sampah, tapi kita juga bisa jadi sumber solusi," katanya.
Baca juga: BBWS Citarum: 1.219 hektare area banjir telah menyusut dibanding 2010
Baca juga: DLH Jabar tertibkan 500 keramba jaring apung terkait Program Citarum Harum
Baca juga: DLH Jabar masih terus tangani pencemaran DAS Citarum akibat limbah feses
Baca juga: Bandung lirik potensi wisata DAS Citarum untuk pulihkan ekonomi
Baca juga: BBWS Citarum: 1.219 hektare area banjir telah menyusut dibanding 2010
Baca juga: DLH Jabar tertibkan 500 keramba jaring apung terkait Program Citarum Harum
Baca juga: DLH Jabar masih terus tangani pencemaran DAS Citarum akibat limbah feses
Baca juga: Bandung lirik potensi wisata DAS Citarum untuk pulihkan ekonomi