Garut (ANTARA) - Gugus Tugas Percepatan dan Penanganan COVID-19 Kabupaten Garut, Jawa Barat, sudah mengevakuasi 38 santri dan pengurus Pondok Pesantren Zawiyah di Kecamatan Samarang yang dikonfirmasi positif COVID-19 ke rumah sakit untuk menjalani karantina.
"Ada 38 orang, semuanya dibawa ke rumah sakit, ke Medina. Kondisinya sehat, OTG (orang tanpa gejala)," kata anggota Gugus Tugas Percepatan dan Penanganan COVID-19 Garut Neneng Martiana di Posko Pembatasan Sosial Berskala Mikro (PSBM) Pondok Pesantren Zawiyah, Garut, Minggu.
Penularan virus corona penyebab COVID-19 di Pondok Pesantren Zawiyah, menurut dia, terdeteksi dari pemeriksaan terhadap 73 santri dan pengurus pesantren yang hasilnya menunjukkan ada 38 santri dan pengurus pesantren yang terserang virus corona.
Setelah penularan virus corona tipe SARS-CoV-2 terdeteksi di pondok pesantren tersebut pada Sabtu (7/11) petang, Neneng mengatakan, Gugus Tugas tingkat kecamatan membuat posko untuk menerapkan PSBM di lingkungan pesantren tersebut.
"Jadi kami buat posko di sini untuk membatasi interaksi orang, tidak boleh ada yang masuk ke pesantren, kita jaga ketat," kata Camat Samarang itu.
Baca juga: 20 guru positif COVID-19 di Garut tak menunjukkan gejala sakit
Menurut dia, santri dan pengurus pondok pesantren yang tidak tertular COVID-19 masih melakukan aktivitas sebagaimana biasa dengan pengawasan dari Gugus Tugas.
"Kondisinya sehat semua, tadi pagi semua kita edukasi, diajak olahraga agar mereka imunnya naik," kata Neneng.
Ia menambahkan bahwa bantuan pangan dan masker dari warga dan organisasi sudah mengalir ke pesantren.
"Mereka yang memberi bantuan tidak bisa masuk, tetap jaga jarak dan mematuhi protokol kesehatan," katanya.
Menurut data Gugus Tugas Percepatan dan Penanganan COVID-19 Garut pada Sabtu (7/11) jumlah kasus COVID-19 di Garut sebanyak 915 kasus dengan jumlah pasien yang sudah sembuh sebanyak 611 orang, jumlah pasien meninggal dunia 17 orang, dan pasien yang masih menjalani perawatan/isolasi sebanyak 287 orang.
Klaster penularan pesantren merupakan salah satu penyumbang penambahan kasus COVID-19 di Garut.
Baca juga: Santri sembuh dari COVID-19 di Garut tak dikembalikan ke pesantren