Bandung, 24/2 (ANTARA) - Lokasi longsor yang menimbun sekitar 50 rumah penduduk di Desa Tenjolaya Kecamatan Pasirjambu Kabupaten Bandung termasuk kawasan rentan gerakan tanah menengah-tinggi.
"Pada Februari 2010 ini kawasan longsor di Pasirjambu itu termasuk rawan gerakan tanah menengah tinggi," kata Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Dr Surono di Bandung, Selasa.
Kawasan Ciwidey, Pasirjambu, Pangalengan, Cililin, lanjut dia, memiliki kemiringan yang rentan gerakan tanah yang perlu diwaspadai.
Menurut Surono, lapisan tanah di lokasi longsor Pasirjambu yang terletak di Perkebunan Teh Dewata terdiri dari lapisan gunung api tua atau vulkanik lepas yang subur dan gembur.
Meskipun banyak ditanami teh, lokasi perkebunan teh di kemiringan tidak kuat karena akarnya tidak mencengkeram kuat. Kawasan perkebunan di Bandung Selatan memiliki karakter tanah yang gembur dan lepas.
PVMBG mengimbau kepada tim evakuasi dan masyarakat yang membantu pencairan korban untuk mengantisipasi dan waspada longsor susulan.
"Proses evakuasi perlu hati-hati, terutama bila hujan masih deras mengguyur kawasan itu," kata Surono.
Sementara itu Surono menyebutkan, Tim PVMBG akan diturunkan ke lokasi kejadian longsor Pasirjambu. Tim bergeser langsung dari Garut ke Pasirjambu.
"Tim Pengamat Gerakan Tanah dari PVMBG semuanya sudah tersebar di lapangan, sehingga kami terpaksa menarik tim yang bertugas dari pengamatan retakan tanah di Gunung Cakrabuana ke Pasirjambu," kata Surono.
Pada kesempatan itu, PVMBG mengimbau kepada masyarakat yang berlokasi di kawasan rawan gerakan tanah sperti di bawah tebing dengan kemiringan yang ekstrem untuk waspada dan melakukan pengungsian bila terjadi hujan deras di kawasan itu.
Menurut Surono, di Jawa Barat khususnya di Kabupaten Bandung banyak warga yang tinggal di bawah tebing dengan kemiringan ekstrem yang sangat rentan menjadi korban gerakan tanah atau longsor.
"Warga diminta waspada, jangan memaksakan tinggal di rumah bagi warga di lokasi sekitar tebing, lakukan pengontrolan di atas bukit untuk mengatisipasi adanya retakan tanah, bila ada langsung timbun agar tidak kemasukan air," kata Surono.
Kepala PVMBG itu menyebutkan, hingga 16 Februari 2010 lalu tercatat 33 kejadian gerakan tanah longsor dan banjir bandang di Indonesia dan 21 kejadian diantaranya terjadi di Jawa Barat.
"Kejadian longsor merupakan bencana yang mematikan disamping gempa bumi, tercatat 600 orang meninggal dunia akibat longsor dan banjir bandang di Indonesia sepanjang 2009. Dari 101 kejadian sebanyak 83 diantaranya terjadi di wilayah Jawa Barat," kata Surono.
Ia menyebutkan, Jabar merupakan kawasan paling rawan gerakan tanah pada musim penghujan kali ini yang diprediksi berlangsung hingga Mei 2010.
Hal itu karena topografi wilayah Jabar bergunung-gunung dan bertebing-tebing dengan kemiringan yang masuk kategori gerakan tanah menengah dan tinggi.
Ayi K