Cianjur (ANTARA) - Tingginya intensitas hujan yang turun di sebagian besar wilayah Cianjur, Jawa Barat, membuat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cianjur, menyiagakan ribuan sukarelawan tangguh bencana (Retana) untuk segera melakukan mitigasi terhadap warga saat melihat tanda akan terjadinya bencana.
Sekretaris BPBD Cianjur, Irfan Sopyan saat dihubungi Senin, mengatakan sebagian besar wilayah Cianjur, masuk dalam zona merah bencana, terlebih bencana alam longsor dan banjir, sehingga memasuki musim penghujan, pihaknya menyiagakan petugas dan Retana yang tersebar di seluruh desa di Cianjur untuk siaga.
"Meski saat ini belum ditetapkan status siaga bencana, namun sebagai upaya antisipasi kami siagakan seluruh relawan dan petugas yang ada, untuk jeli dan cermat membaca tanda alam akan terjadinya bencana seperti curah hujan yang tinggi dengan intensitas lama," katanya.
Ia menjelaskan, bencana alam yang melanda tiga kecamatan di selatan Cianjur, Cijati, Leles dan Agrabinta, diawali dengan tingginya curah hujan yang menyebabkan meluapnya Sungai Cisokan, sehingga membanjiri seribuan rumah di tiga kecamatan dengan beragam ketinggian.
Tidak hanya banjir, dampak hujan deras dengan intensitas lama tersebut, juga menyebabkan longsor. Puluhan titik longsor dengan ketinggian beragam menutupi sebagian besar jalan utama penghubung antar kecamatan dan desa. Setelah lima hari penanganan kondisi di tiga kecamatan sudah kembali normal.
"Tidak menutup kemungkinan bencana alam banjir dan longsor akan terjadi di sejumlah wilayah mulai dari utara hingga selatan, seiring tingginya intensitas hujan sejak satu pekan terakhir, sehingga kami terus tingkatkan kewaspadaan dengan menyiagakan petugas dan relawan guna mengimbau warga untuk mengungsi ketika terjadi bencana," katanya.
Ia menambahkan, sejak beberapa pekan terakhir pun, pihaknya secara rutin berkoordinasi dengan BMKG untuk melakukan pemetaan guna mengantisipasi jatuhnya korban jiwa akibat bencana alam.
"Kami terus imbau warga melalui retana, untuk segera mengungsi dan mengutamakan keselamatan saat terjadi bencana," katanya.
Baca juga: UI terbitkan Buku Saku Desa Tangguh Bencana Lawan COVID-19
Baca juga: BPBD Kabupaten Bekasi tetapkan empat desa tangguh bencana
Baca juga: Pemprov Jabar perkuat sinergi sebagai provinsi berbudaya tangguh bencana