Jakarta (ANTARA) - Pemerintah akan mulai membagikan paket perdana program konversi Bahan Bakar Minyak (BBM) ke Bahan Bakar Gas (BBG) untuk nelayan pada Oktober 2020.
Tenaga Ahli Menteri ESDM Bidang Litigasi dan Keamanan Obyek Vital Nasional Yurod Saleh dalam keterangannya di Jakarta, Senin mengatakan setidaknya terdapat lima manfaat utama program konversi BBM ke BBG bagi nelayan.
"Kita harus memberikan pemahaman bahwa BBG ini lebih murah, aman, dan ramah lingkungan. Ini semua harus kita sosialisasikan dengan baik kepada masyarakat nelayan," ujarnya.
Program konversi BBM ke BBG untuk nelayan merupakan amanat Peraturan Presiden Nomor 38 Tahun 2019 tentang Penyediaan, Pendistribusian, dan Penetapan Harga LPG (Liquified Petroleum Gas) Tabung 3 Kg untuk Kapal Penangkap Ikan bagi Nelayan Sasaran dan Mesin Pompa Air bagi Petani Sasaran.
Kementerian ESDM juga telah menggelar Rapat Koordinasi Rencana Pendistribusian Paket Konversi BBM ke BBG untuk Nelayan Sasaran Tahun 2020 di Yogyakarta, pada pekan lalu.
Yurod merinci kelima manfaat utama program konversi BBM ke BBG yang nelayan harus ketahui.
Pertama, harga BBG lebih murah dari BBM. Penghematan biaya operasional dengan menggunakan elpiji bisa berkisar 30-50 persen dibandingkan BBM jenis minyak solar.
"Di beberapa tempat, bahkan bisa menghemat hingga 80 persen," katanya.
Manfaat kedua adalah perawatan mesin elpiji lebih mudah. Paket yang dibagikan terdiri atas mesin penggerak, konverter kit, as panjang, baling-baling, dua tabung elpiji 3 kg, dan aksesoris pendukung lainnya seperti reducer, regulator, dan mixer.
Ia mengatakan rakitan sederhana dan bahan bakar lebih bersih menjadikan perawatan mesin elpiji lebih mudah dan lebih awet dibandingkan menggunakan BBM.
Ketiga, lanjut Yurod, adalah BBG aman dalam penggunaannya.
"Bahan bakar gas yang dikompresi dan ditampung dalam tabung bertekanan tinggi merupakan bahan bakar yang aman baik bagi pengguna maupun untuk mesinnya," ujarnya.
Keempat, emisi lebih rendah yakni BBG memiliki hasil pembakaran yang lebih bersih dibandingkan BBM. Hal ini disebabkan rantai karbon gas lebih pendek dibandingkan minyak, sehingga angka oktan BBG menjadi lebih tinggi dari BBM dan emisi CO2 yang dihasilkan pun lebih rendah dari BBM.
Kelima, menurut Yurod, tentunya adalah membantu ekonomi nelayan kecil.
Bantuan ini diberikan kepada nelayan kecil dengan kriteria memiliki kartu identitas nelayan, menggunakan alat penangkap ikan ramah lingkungan, memiliki kapal ukuran di bawah lima gross tonnage (GT) yang daya mesinnya di bawah 13 horse power (HP) serta belum pernah mendapat bantuan serupa dari pemerintah pusat atau daerah.
Baca juga: PT Pertamina jamin pasokan gas bagi nelayan program konversi BBM ke BBG
Baca juga: 667 nelayan kecil Kabupaten Indramayu dapat bantuan mesin konversi BBM ke BBG