Bandung (ANTARA) - Harus menempuh jarak hingga puluhan kilometer bagi Rukmana (40 tahun), warga Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, untuk bisa mengisi tangki bensin motor bebeknya.
Aktivitas tersebut menjadi lazim dilakukan Rukmana selama puluhan tahun karena stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) terdekat ada di daerah Sindang Kerta, sekitar 22 km dari rumahnya.
Seiring dengan berjalannya waktu, memang ada penjual bensin eceran termasuk pertamini di wilayahnya, namun harga jualnnya lebih mahal daripada SPBU resmi.
Selain itu, Rukmana juga tak yakin volume bensin yang diisikan oleh pedagang bensin eceran dan pertamini tepat jumlahnya.
Tetapi semenjak dua bulan lalu, Rukmana dan masyarakat di sekitar Kecamatan Gunung Halu mulai bisa menikmati BBM yang berlokasi dekat, tepat harga dan tepat jumlah dengan adanya layanan Pertashop di Kampung Cidadap, Desa Sirnajaya, Kecamatan Gununghalu, Kabupaten Bandung Barat. Lokasi yang relatif dekat dengan alun-alun Gunung Halu, karena hanya menempuh 10 km.
Warga di sana, akhirnya dapat menghemat uang cukup banyak yang bisa dipakai untuk kepentingan lainnya.
Rukmana yang tercatat sebagai warga Kampung Cidadap Desa Sirnajaya, Kecamatan Gunung Halu Kabupaten Bandung Barat, yang berprofesi sebagai tukang ojek ini mengaku sangat terbantu dengan hadirnya layanan Pertashop di kampung tetangganya itu.
"Kalau sekarang mah, alhamdulilah setelah puluhan tahun, akhirnya di dekat kampung saya ada semacam SPBU resmi. Ada sih SPBU tapi di Sindangkerta. Jaraknya jauh, sekitar 22 km. Memang deket-deket sini ada semacam pertamini begitu tapi harganya lebih mahal daripada yang resmi," kata Rukmana.
Dia mengatakan dengan adanya layanan Pertashop tersebut kini dirinya bisa menyisihkan uang untuk ditabung demi keluarga.
"Kalau biasanya, saya menghabiskan Rp30.000 hanya untuk ngisi BBM saja. Itu pun jenis yang Pertalite. Sekarang, cukup Rp20.000 per hari untuk Pertamax. Alhamdulillah, ada lebih buat saya. Apalagi karena ini Pertamax, ke mesin juga jadi lebih bagus, jadi untuk biaya perawatan pun lebih murah," kata Rukmana.
Warga lainnya, Kiki Shodikin (36 tahun), warga Kampung Cilanang, Desa Wargasaluyu Kecamatan Gunung Halu, Kabupaten Bandung, yang berjualan tahu juga mengaku sangat terbantu dengan kehadiran Pertashop di kampung tetangganya, yang merupakan mitra resmi Pertamina.
Kiki menuturkan biasanya di Pertashop itulah menjadi pemberhentian terakhir dirinya sebelum pulang ke rumah, setelah seharian berjualan.
"Kalau di sini, saya isi motor saya pakai Pertamax. Selisih harganya sangat lumayan kalau dibandingkan dengan kios-kios BBM di sekitar sini," ujarnya.
Menurut Kiki, harga resmi yang lebih murah dari kios-kios itu, cukup meringankan beban baginya terlebih di masa kesulitan ekonomi pada masa pandemi COVID-19 seperti saat ini.
"Tentunya, lumayan lah bisa menghemat antara Rp3.000 sampai 5.000 per hari. Kalau biasanya tiap hari saya beli Rp20.000 untuk Pertalite. Tapi sekarang maha saya cukup beli Rp15.000 untuk Pertamax. Dan itu cukup buat pulang pergi dagang," ujar dia.
Satu liter Pertamax di Pertashop, harganya ialah Rp9.000. Sedangkan di kios-kios isi ulang bensin, kata Kiki, harga satu liter Pertamax mencapai Rp12.000 per liter dan pertalite Rp10.000 per liter.
Pemantik kebangkitan ekonomi
Keberadaan Pertashop di Kampung Cidadap, Desa Sirnajaya, Kecamatan Gununghalu, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat tersebut sudah beroperasi semenjak Juli 2020.
Dalam kurun waktu kurang lebih dua bulan, Pertashop nyaris tidak pernah sepi dari konsumen yakni konsumen datang setiap lima menit sekali, mulai dari roda dua dan roda empat untuk mengisi BBM jenis Pertamax.
Terlebih jika akhir pekan tiba, banyak wisatawan yang mengisi bensin kendaraan ke Pertashop tersebut karena hendak ke lokasi wisata Curug Malela yang berada di Desa Cicadas Kecamatan Rongga, Kabupaten Bandung Barat.
Untuk menuju ke objek wisata tersebut kendaraan akan melintasi Desa Sirnajaya, tempat Pertashop itu berada.
Badan Usaha Milik Desa atau BUMDes Desa Sirnajaya yakni BUMDes Mekarmaju menjadi pengelola Pertashop tersebut setelah mendapat suntikan modal dari Mitra Pertamina.
Ketua BUMDes Mekarmaju Rahman Saleh mengatakan keberadaan Pertashop tersebut sangat membantu kondisi warga yang terdampak ekonomi karena pandemi COVID-19.
Khususnya, kata Rahman, dalam mendapatkan BBM yang tepat harganya dan tepat pula jumlahnya.
Menurut dia, kehadiran Pertashop tersebut seakan menjadi pemantik kebangkitan ekonomi bagi warga Desa Sirnajaya yang selama ini mengandalkan wisata perkemahan, hutan, dan hasil bumi seperti singkong, jahe merah, bambu dab kopi.
Rahman mengatakan dengan adanya Pertashop maka warga mulai bergairah mendirikan usaha di sekitar Pertashop seperti ada yang membuat warung hingga tempat pencucian motor di sana.
"Dan nanti, usaha lainnya akan menyusul. Kami juga berencana mendirikan unit usaha lain di dekat Pertashop ini yaitu galeri produk unggulan Kecamatan Gunung Halu," ujarnya.
Dia menuturkan, warga sekitar mengapresiasi positif kehadiran Pertashop yang hanya menjual pertamax tersebut.
Ia mengatakan masyarakat yang selama ini membuka kios BBM pun tetap bisa berjualan karena masih banyak konsumen yang merasa lebih cocok menggunakan BBM jenis Pertalite atau Premium.
"Untuk jam operasional Pertashop juga dibatasi dari pukul 06.00 pagi hingga pukul 18.00 WIB," kata dia.
Lebih lanjut Rahman mengatakan pandemi COVID-19 sempat berdampak kepada rencana-rencana BUMDes dalam mendongkrak perekonomian warga desa.
Sempat dibayangi rasa putus asa tapi akhirnya ada jalan keluar dengan hadirnya Pertahsop yang akan menjadi bagian unit usaha BUMDes Mekarmaju.
"Jadi setelah diresmikan, Pertashop tersebut dikelola oleh mitra Pertamina selama tiga bulan dengan melibatkan petugas yang juga warga setempat," kata dia.
"Setelah itu secara bertahap, diharapkan kami bisa mengelola sepenuhnya. Untuk saat ini, sistemnya bagi hasil," kata dia.
Akan tetapi, lanjut Rahman, untuk bisa mengelola sepenuhnya Pertashop tersebut BUMDes memerlukan waktu yang cukup panjang.
"Kalau untuk saat ini, masih mengumpulkan modal. Targetnya mah, tahun 2022 kami bisa mengembalikan modal pada mitra yang nilainya mencapai Rp350 juta," kata Rahman.
Mengutip laman resmi Pertamina, Unit Manager Communication, Relations & CSR MOR III yang saat itu dijabat Dewi Sri Utami mengatakan, kehadiran Pertashop di Desa Sirnajaya adalah komitmen Pertamina dalam melayani kebutuhan energi masyarakat hingga ke pelosok desa.
Selain itu, kehadiran Pertashop juga sebagai bentuk dukungan terhadap program Pertamina One Village One Outlet (OVOO).
Dewi mengatakan Pertashop Desa Sirnajaya menjadi Pertashop ke-31 di wilayah Jawa bagian barat, meliputi Provinsi Jabar, DKI Jakarta, dan Banten. Untuk wilayah Bandung Raya, Pertashop Sirnajaya adalah outlet kedua setelah Perthasop di Tarikolot, Sumedang.
Pertashop tersebut menyediakan produk BBM jenis Pertamax dengan kapasitas 3.000 liter, yang disalurkan menggunakan mobil tangki dari Fuel Terminal Bandung Group.
Pihaknya berharap sinergi Pertamina, BUMDes, dan pemerintah desa, makin meningkatkan geliat ekonomi.
Pertashop Sirnajaya "oase" di tengah pandemi COVID-19
Sabtu, 26 September 2020 11:31 WIB