Kudus (ANTARA) - Tradisi pembagian nasi buka luwur di kompleks Menara dan Makam Sunan Kudus, Jawa Tengah, masih tetap dilakukan meskipun pandemi COVID-19, namun pembagiannya di masing-masing kecamatan dengan menyiapkan 27.906 bungkus nasi buka luwur.
"Tradisi buka luwur tahun ini memang meniadakan antrean untuk mendapatkan nasi buka luwur menyusul masih dalam masa pandemi COVID-19. Gantinya dibagikan ke masing-masing kecamatan," kata Ketua Yayasan Masjid Menara dan Makam Sunan Kudus Muhammad Nadjib Hassan di Kudus, Sabtu.
Ia mengungkapkan nasi buka luwur yang dikenal dengan nasi uyah asem didistribusikan ke sejumlah daerah yang terdapat sumber mata air di sembilan kecamatan.
Mereka, kata dia, yang sebelumnya mengikuti kirab "banyu panguripan" beberapa waktu lalu untuk dibagikan kepada masyarakat.
Atas kondisi tersebut, dia berharap, pengertian masyarakat Kudus terkait dengan tidak adanya antrean di seputar menara, mengingat masih dalam masa pandemi.
"Dengan pembagian 'brekat' (berkat) yang tersebar di sembilan kecamatan dan tempat lainnya, kami harapkan hubungan baik masyarakat Kudus terus terjaga," ujarnya.
Juru Bicara Panitia Buka Luwur Sunan Kudus Muhammad Kharis menambahkan dari total 27.906 bungkus nasi buka luwur yang dibagikan, meliputi 26.074 nasi bungkusan untuk masyarakat umum dan nasi buka luwur yang berjumlah 1.832 keranjang diberikan kepada tokoh masyarakat, kiai, pejabat, tamu undangan, pekerja, dan panitia.
Total nasi buka luwur yang tahun ini, disebutkan memang berkurang dari tahun sebelumnya karena tahun 2019 mencapai 33.662 bungkusan dan 2.396 keranjang.
Alokasi nasi buka luwur untuk masing-masing kecamatan bervariasi, seperti Kecamatan Bae mendapatkan sebanyak 830 bungkus, Kecamatan Dawe sebanyak 1.955 bungkus, Kecamatan Gebog sebanyak 3.055 bungkus, Kecamatan Jati sebanyak 2.880 bungkus, Kecamatan Jekulo sebanyak 930 bungkus, Kecamatan Kaliwungu sebanyak 2.105 bungkus, Kecamatan Kota sebanyak 1.405 bungkus, Kecamatan Mejobo sebanyak 880 bungkus dan Kecamatan Undaan sebanyak 1.105 bungkus.
"Selebihnya untuk lain-lain, termasuk yang bersedekah," ujarnya.
Tradisi buka luwur diselenggarakan setiap 10 Muharam atau pada Sabtu (29/8), merupakan ritual keagamaan untuk menandai penggantian kelambu di Makam Sunan Kudus.
Sementara tradisi buka luwur dengan membagi-bagikan nasi uyah asem sudah berlangsung sejak ratusan tahun silam dan pembagian bungkus nasi uyah asem disimbolkan sebagai kesejahteraan masyarakat.
Baca juga: Warga Lembang Bandung lestarikan tradisi ruwatan Bumi
Baca juga: Tahun baru 1 Muharram, beragam tradisi muslim dunia merayakannya
Tradisi buka luwur di makam Sunan Kudus, 27.906 bungkus nasi dibagikan
Sabtu, 29 Agustus 2020 17:29 WIB