Jakarta (ANTARA) - Sekretaris Jenderal Liga Muslim Dunia Muhammad bin Abdulkarim Al-Issa mengatakan bahwa keberagaman agama dan budaya yang ada di dunia seharusnya tidak menjadi penyebab dari pecahnya sebuah konflik, tetapi justru membuka jalan bagi kehidupan berdampingan yang positif.
Dalam acara seminar virtual bertajuk ‘Consolidating Ways of Coexistence and Harmony among Followers of religions and Cultures’ yang digelar oleh Persatuan Kantor-Kantor Berita Organisasi Kerja Sama Islam (UNA) pada Kamis petang waktu Jakarta, Al-Issa mengatakan bahwa keberagaman budaya dan agama juga dapat menjadi landasan dari interaksi dan kehidupan kemanusiaan yang justru positif dan saling memahami dengan adanya kesamaan dalam beberapa hal.
Dia pun mengatakan bahwa Islam sendiri telah memberikan perhatian yang begitu dibutuhkan terhadap nilai-nilai universal dan prinsip-prinsip yang mempromosikan kehidupan berdampingan yang damai dan harmonis.
“Kehidupan berdampingan yang harmonis telah banyak dipertanyakan oleh berbagai filsuf dan orang-orang intelektual. Banyak yang telah salah kaprah terkait adanya bentrokan peradaban dan kebudayaan, tak hanya pada tingkat dunia, namun juga di satu negara yang sama di mana rakyatnya hidup bersama secara natural,” ujarnya.
Dia menyebut bahwa umat Muslim memiliki kewajiban untuk memberikan klarifikasi prinsip-prinsip Islam terkait isu tersebut.
“Kita harus mengatakan bahwa Islam telah memberikan perhatian terhadap nilai-nilai dan prinsip-prinsip universal yang mengedepankan keharmonisan antara manusia dan negara-negara. Dalam alam semesta Allah SWT, tidak ada yang dapat menolak kenyataan ini,” lanjutnya.
Kehidupan berdampingan yang harmonis antara berbagai agama dan kebudayaan yang berbeda, menurut dia, merupakan faktor penting dalam memerangi ideologi ekstremisme.
Oleh karena itu, dialog kebudayaan dan keagamaan menjadi bagian dari kerja sama dan kehidupan berdampingan yang lebih kuat, dengan mengusung kesamaan antara masyarakat dan agama-agama di dunia berdasarkan prinsip-prinsip universal, termasuk penghormatan terhadap keberagaman antar-negara.
Dialog antar-kebudayaan, lanjutnya, merupakan salah satu faktor penting untuk mencapai interaksi yang damai dan memberikan kesempatan bagi para pengikut agama-agama berbeda untuk saling mengerti dan saling mempelajari satu sama lain.
UNA sendiri merupakan badan media dari Organisasi Kerjasama Islam (OKI), yang menyebarkan bulletin berita harian dalam berbagai bahasa. Badan yang sebelumnya bernama International Islamic News Agency (IINA) itu didirikan di bawah resolusi yang dikeluarkan pada Sesi Ketiga Konferensi Islam Menteri-Menteri Luar negeri di Jeddah, Arab Saudi pada 1972.
Baca juga: Wapres Ma'ruf: Kerukunan antarumat beragama adalah aset terpenting bangsa