Tarakan (ANTARA) - Gubernur Kalimantan Utara (Kaltara) Irianto Lambrie menerima selembar uang pecahan edisi khusus Rp75 ribu yang dikemas dalam bentuk plakat dari Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Provinsi Kalimantan Utara, Yufrizal di ruang rapat Kantor Gubernur di Tanjung Selor.
Penampakan uang tersebut di dalamnya terpampang gambar sembilan anak berbusana pakaian adat Nusantara yang salah satunya busana adat di Kaltara
"Bagi kita warga Kalimantan Utara tanpa terkecuali, ini suatu kebanggaan, karena pada uang tersebut juga ada foto seorang anak memakai salah satu busana pengantin adat lokal di sini, yaitu busana Tidung," kata Irianto di Tanjung Selor, Rabu.
Dia yang menerima uang edisi khusus tersebut, Selasa (18/8), mengaku kaget, karena tak lama setelah peluncuran uang pecahan ini tepat pada peringatan HUT Kemerdekaan ke-75 Republik Indonesia, menjadi heboh di dunia maya.
"Di media sosial maupun dipercakapan grup-grup Whatsapp ada banyak tuduhan-tuduhan miring dan pikiran-pikiran kotor menduga pemerintah salah mencetak uang," katanya.
Hal ini tentu sangat menyedihkan karena komentarnya sedikit yang positif. Padahal niat peluncuran uang ini sangat baik.
Uang ini diluncurkan mengusung makna untuk mensyukuri kemerdekaan yang digambarkan oleh foto tokoh proklamator Bung Karno dan Bung Hatta. Juga terdapat foto pengibaran bendera Merah Putih, dan juga foto pencapaian pembangunan Indonesia khususnya di bidang infrastruktur tol trans Jawa, jembatan di Papua dan MRT Jakarta.
Tujuannya juga untuk menyongsong masa depan gemilang, dimana ada foto 9 anak yang mewakili anak-anak dari seluruh penjuru Indonesia.
Salah satunya dari Kaltara dengan busana pengantin adat Tidung. Anak-anak dengan pakaian adatnya ini mewakili wilayah Barat, Tengah dan Timur Indonesia (Aceh, Riau, Jawa Tengah, Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, Nusa Tenggara Timur, Gorontalo, Maluku, dan Papua).
Itu menggambarkan anak-anak Indonesia sebagai generasi penerus SDM unggul yang siap mewujudkan Indonesia emas 2045.
"Kemudian ini yang harus disadari oleh kita semua. Tidak mungkin Menteri Keuangan, BI menaruh begitu saja salah satu baju adat di Kaltara kalau tidak ada lirikan pemerintah (pusat) terhadap provinsi kita ini. Jadi jangan dipelintirkan. Kok ada yang memirip-miripkan bahwa itu busana adat China," kata Irianto.
Anak yang menggunakan baju adat Tidung bernama Muhammad Izzam Athaya siswa kelas 4 SDN 041 Tarakan.
Baca juga: BI tegaskan uang rupiah khusus HUT ke-75 RI bukan redenominasi
Baca juga: BI: Ekonomi mulai menggeliat, peredaran uang kartal meningkat 6,17 persen