Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada akhir pekan masih melanjutkan tren positif dalam beberapa hari terakhir.
Pada pukul 09.43 WIB rupiah menguat 22 poin atau 0,15 persen menjadi Rp14.558 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.580 per dolar AS.
Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Jumat, mengatakan, pagi ini dolar AS masih menunjukkan pelemahan terhadap mata uang pasar berkembang dan juga terhadap mata uang utama dunia.
"Pelemahan kemungkinan karena kekhawatiran pasar terhadap kondisi penularan COVID-19 yang masih terus meningkat dan masih berpotensi memburuk di AS yang bisa menekan laju pemulihan ekonomi AS," ujar Ariston.
Memanasnya hubungan AS dengan China karena isu penutupan konsulat China di Houston, AS, juga turut menekan dolar AS sementara ini.
Perekonomian AS dinilai bisa merugi bila konflik merembet ke masalah ekonomi dengan China.
"Rupiah bisa melanjutkan penguatan karena hal di atas dengan potensi kisaran Rp14.500-Rp14.650 per dolar," kata Ariston.
Tapi di sisi lain, lanjut Ariston, pasar bisa segera beralih pandangan bila isu di atas juga dianggap mengganggu pemulihan ekonomi global yang bisa menyebabkan harga aset berisiko tertekan turun termasuk rupiah.
Pada Kamis (23/7) lalu rupiah ditutup menguat 70 poin atau 0,48 persen menjadi Rp14.580 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.650 per dolar AS.
Baca juga: Rupiah Jumat pagi menguat 62 poin menjadi Rp14.518 per dolar AS
Baca juga: Kurs rupiah menguat seiring positifnya mata uang kawasan