Bogor (ANTARA) - Pemerintah Kota Bogor melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian mengembangkan program pertanian perkotaan atau "urban farming" dengan memanfaatkan lahan kosong di sekitar rumah, untuk membantu memenuhi kebutuhan pangan warga setempat.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Bogor Anas S. Rasmana di Kota Bogor, Sabtu, mengatakan saat ini ada 34 lokasi "urban farming" yang dibina oleh instansi itu.
Dari 34 lokasi "urban farming" itu, sebanyak 24 lokasi sudah berjalan, sedangkan 10 lokasi lainnya baru mulai berjalan pada pekan ini.
Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Bogor mengusulkan sebanyak 27 kelompok "urban farming" kepada pemerintah pusat dan Bank Indonesia.
"Sebanyak tujuh dari 10 kelompok 'urban farming' itu, bantuannya baru diserahkan dari Bank Indonesia kepada kelompok petani perkotaan melalui Pemerintah Kota Bogor," katanya.
Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Bogor yang telah mengusulkan 17 kelompok "urban farming" lainnya kepada Kementerian Pertanian serta Kementerian Kelautan dan Perikanan, dan hingga saat ini masih menunggu prosesnya di pemerintah pusat.
Dari 17 kelompok "urban farming" yang usulannya masih dalam proses, umumnya mengusulkan untuk menanam holtikultura, yakni sayur mayur, cabai, namun ada juga mengelola empang untuk budi daya lele, peternakan ayam dan kambing.
"Banyak juga warga di Kota Bogor yang mengelola 'urban farming' secara mandiri," katanya.
Kelompok "urban farming" di Kota Bogor ini umumnya memanfaatkan lahan kosong di sekitar rumah atau halaman rumah dan bahkan atap rumah berbentuk dak dari beton.
Melalui kegiatan "urban farming", kata dia, dapat membantu mencukupi kebutuhan pangan sehari-hari, seperti sayur-mayur, buah-buahan, maupun empang ikan, peternakan ayam, dan bahkan peternakan kambing.
"Hasil panen dari 'urban farming', ada yang dijual ke pasar untuk menambah kebutuhan sehari-hari dan ada juga yang untuk kebutuhan konsumsi sendiri," katanya.
Baca juga: Tim gabungan Kota Bogor lakukan Operasi Masker
Baca juga: Kota Bogor antisipasi lonjakan kasus COVID-19 masuki kemarau