Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo menargetkan Indonesia akan mulai membuat vaksin COVID-19 pada Januari-April 2021.
"Kita bekerja sama, ada kerja sama dengan Sinovac, dan perusahaan lain, perkiraan kita akan masuk produksi kira-kira antara Januari-April tahun depan," kata Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka Jakarta, Senin.
Presiden Jokowi menyampaikan hal tersebut dalam pertemuan dengan sejumlah media.
"Uji klinis kalau tidak salah sudah sampai uji ke-3, tapi perlu 6 bulan untuk uji terakhir, jadi kira-kira diproduksi Januari sampai April (2021)," tambah Presiden.
Target produksinya adalah sebanyak 347 juta vaksin.
"Kebutuhan kita hitung 347 juta vaksin karena satu orang bisa tidak hanya sekali saja divaksin, karena orang yang sudah divaksin bisa mental lagi jadi harus divaksin lagi," ungkap Presiden.
Presiden Jokowi menargetkan pada 2021 dapat diproduksi 170 juta vaksin.
"Nanti kelompok yang diprioritaskan untuk mendapat vaksin adalah bagi tenaga kesehatan dan kelompok rentan, dan wilayah merah," tambah Presiden.
Sebelumnya diberitakan PT Bio Farma (Persero) pada Juli 2020 mulai melakukan uji klinis ketiga vaksin COVID-19 bekerjasama dengan Sinovac Biotech Ltd, perusahaan bioteknologi asal China.
Sedangkan PT Kalbe Farma Tbk bekerja sama dengan perusahaan asal Korea Selatan, Genexine Inc. Kerja sama keduanya mulai memasuki tahap uji klinis.
"Kita kerja sama dengan Sinovac tapi pasti nanti dia (Sinovac) akan memberikan untuk rakyatnya dulu sebanyak 1,4 miliar (orang), berapa tahun akan selesai? Korea (Selatan) juga akan selesaikan dengan rakyatnya dulu baru diekspor oleh karena itu kita bekerjasama dengan beberapa negara agar produksi kita bisa cepat," jelas Presiden.
Apalagi Bio Farma diketahui sudah berpengalaman dengan vaksin polio.
"Kita siapkan biofarma, dia pernah pengalaman polio. Kuncinya adalah vaksin dan mengerem agar COVID-19 tidak naik secara drastis," tegas Presiden.
Sebelum vaksin ditemukan, Presiden Jokowi menekankan untuk melakukan tes masif, "tracing" agresif dan "treatment" yang dilakukan dengan baik.
"Saat vaksinasi sudah dilakukan, baru bisa turun kalau sekarang adalah mencegah agar (kasus positif) kita tidak naik, yang sembuh makin banyak, yang 'positive ratenya', apalagi tes masif, 'tracing' agresif, 'treatment' yang dikerjakan manajemen yang baik, beberapa daerah belum melakukan ini kita ingatkan," ungkap Presiden.
Sinovac mengklaim vaksin COVID-19 ini aman dan mampu memicu respons kekebalan dan menunjukkan adanya potensi mempertahankan diri melawan infeksi virus corona baru. Vaksin buatan Sinovac diberi nama CoronaVac.
Baca juga: Bio Farma dan Sinovac China akan uji klinis vaksin COVID-19 di Indonesia
Baca juga: Indonesia butuh 340 juta vaksin COVID-19
Baca juga: Menristek nyatakan vaksin COVID-19 dikembangkan dalam tiga pendekatan