Bandung (ANTARA) - Gubernur Jawa Barat M Ridwan Kamil atau Kang Emil mengatakan pemerintah provinsi melakukan lima upaya untuk mendorong kembali kegiatan ekonomi 37 ribu usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Jabar yang terdampak pandemi COVID-19.
“Ada sekitar 37 ribu UMKM yang terdampak (pandemi). Kami sedang melakukan lima upaya,” kata Ridwan Kamil saat menjadi narasumber Web Seminar (Webinar) Nasional: UMKM Tangguh Ekonomi Tumbuh di Era Adaptasi Kebiasaan Baru “New Normal New Hope” via video conference dari Gedung Pakuan, Kota Bandung, Rabu.
Lima upaya tersebut yaitu pertama, memudahkan hadirnya bahan baku yang sulit didapat saat pandemi. Kedua, memudahkan urusan permodalan. Ketiga, melancarkan produksi dan distribusi yang sempat terhambat selama pandemi. Keempat, menstimulasi untuk menaikkan daya beli. Dan kelima, membantu menaikkan omset penjualan.
Di webinar yang digelar oleh Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Jabar ini, Kang Emil berujar bahwa pihaknya telah membuka secara bertahap kegiatan ekonomi di Jabar hingga 70 persen.
Salah satu tujuannya adalah mendorong UMKM bisa kembali melakukan kegiatan usaha dengan baik. Selain itu, pembukaan ekonomi di masa Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) juga bertujuan untuk mempertahankan pertumbuhan ekonomi Jabar agar tetap positif.
“(Dampak pandemi), pertumbuhan ekonomi semua daerah menurun dan Jawa Barat mencoba agar tidak turun minus di bawah nol. Kami (Pemda Provinsi Jabar) berjuang agar ekonomi kita bisa tumbuh di atas nol walaupun turun dari angka lima persen (saat 2019),” kata Kang Emil.
Kang Emil pun meminta para pelaku UMKM di Jabar agar menyesuaikan diri dengan era disrupsi, khususnya disrupsi bidang teknologi digital, dengan menggunakan sistem digital dalam ekosistem usahanya.
Menurut Kang Emil, ekosistem digital penting untuk memperkuat pemasaran UMKM.
“Kita boleh kaget dengan disrupsi, tapi siap tidak siap interupsi (yang menyebabkan disrupsi) itu akan hadir, apakah oleh interupsi kesehatan, teknologi, atau sosial politik,” kata Kang Emil.
“Untuk itu saya berpesan, UMKM di Jawa Barat harus siap dan memiliki ketangguhan terhadap interupsi tadi. Pasca-COVID-19 ini akan menunjukkan, siapa yang dekat dengan teknologi hidupnya lebih mudah dan yang jauh dari teknologi akan lebih sulit (bertahan),” tambahnya.
Untuk memulihkan ekonomi koperasi dan UMKM di Jabar, Pemda Provinsi Jabar juga sedang menyiapkan pembentukan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD).
“Jadi, nanti sumber pendanaan tidak hanya perbankan konvensional. Kami juga akan melakukan pembentukan BLUD sebagai pembiayaan dari dana pemerintah untuk memfasilitasi pembiayaan pemasaran (bagi koperasi dan UMKM),” ujar Kang Emil.
“Dan per hari ini juga kami sudah melakukan program padat karya. Sudah 50 ribu warga Jawa Barat dalam empat minggu terakhir terlibat dalam proyek-proyek padat karya untuk memulihkan penghasilan yang terdampak COVID-19,” tuturnya.
Di masa pandemi ini, Kang Emil pun tidak memungkiri ada pergeseran perilaku konsumen yang muncul akibat keterbatasan pergerakan atau mobilitas karena kekhawatiran terhadap ancaman kesehatan.
Meski begitu, Kang Emil mengatakan hal itu bisa menjadi peluang usaha bagi para pelaku UMKM, antara lain pasar dan belanja online, bisnis dan jasa pengantaran barang, home service atau delivery, bisnis makanan beku, sekolah atau kursus online, produksi fesyen baru berupa masker dan face shield, konsumsi jamu, herbal, rempah-rempah, halal product, solo travel, dan bisnis baru diproduksi dan industri kesehatan.
“Selain itu, sektor pertanian juga menjadi sektor yang paling tangguh selama COVID-19. Jadi, peluang urusan makanan jika digabung dengan teknologi juga menjadi peluang bisnis yang besar untuk masa depan UMKM di Jawa Barat,” katanya.
Baca juga: Penjualan kopi khas Garut mulai menggeliat
Baca juga: Penundaan pembayaran KUR bantu UMKM Indramayu di masa pandemi
Baca juga: Pertamina kucurkan lebih dari Rp5 miliar dukung UMKM Jawa Barat
Pemprov Jabar dorong kegiatan ekonomi UMKM
Rabu, 1 Juli 2020 20:53 WIB