Garut (ANTARA) - Anggota DPRD Garut, Jawa Barat, Subhan Fahmi mengeluhkan pelayanan publik penanganan sampah mulai dari penyediaan tempat pembuangan sampah sementara hingga pengangkutan ke tempat pembuangan akhir hingga saat ini belum mendapat perhatian serius pemkab setempat.
"Saat reses banyak menerima keluhan masyarakat, salah satunya tentang sampah. Bahkan masyarakat merasa belum ada pelayanan sampah di Garut Selatan," ucap Subhan Fahmi saat berada di Kecamatan Bayongbong, Garut, Kamis.
Dikatakan, masyarakat secara langsung mengeluhkan persoalan sampah yang saat ini belum menjadi perhatian serius Pemkab Garut mulai dari penyediaan tempat sampah, termasuk tidak ada tempat pembuangan akhir untuk sampah wilayah selatan Garut.
Selama ini, lanjut dia, Pemkab Garut lebih memperhatikan persoalan sampah di wilayah perkotaan Garut dan bagian utara, setiap hari sampah di daerah itu diangkut ke tempat pembuangan akhir di Pasirbajing, bahkan rencananya bisa memanfaatkan pembuangan sampah di Legok Nangka, Kabupaten Bandung.
"Penanganan masalah persampahan itu masih wilayah perkotaan, dan utara, sedangkan selatan belum," kata Ketua Komisi I DPRD Garut itu.
Ia mengatakan, persoalan masyarakat terkait sampah yang disampaikan pada sidang reses kedua tahun 2020 itu akan menjadi perhatian anggota DPRD Garut daerah pemilihan wilayah selatan Garut.
Hasil reses ini, kata dia, akan disampaikan pada rapat sidang dengan pemerintah daerah khususnya Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Garut untuk segera memperhatikan masalah penanganan sampah di selatan Garut.
"Nanti disampaikan pada sidang dengan dinas lingkungan hidup, karena tujuan DPRD ini adalah menyerap aspirasi lalu disampaikan, lalu pemerintah yang berperan menyelesaikan masalah di lapangan," katanya.
Ia menambahkan, persoalan sampah itu memang menjadi perhatian pemerintah daerah yang harus dilakukan secara merata di seluruh daerah agar tercipta lingkungan yang sehat dan bersih.
Jika masalah sampah itu belum diperhatikan, kata dia, menjadi hal yang wajar apabila masyarakat harus membuang sampahnya secara sembarangan seperti ke sungai maupun menumpuk di pinggir jalan.
"Adapun masyarakat yang secara sadar menyiapkan tempat sampah, tapi tidak diangkut juga akhirnya akan menjadi tumpukan," katanya.
Ia menambahkan, persoalan lain yang disampaikan masyarakat dalam reses yakni persoalan penyediaan air dan aturan pelaksanaan pemilihan kepala desa.
"Kami di sini mendengarkan keluhan masyarakat dan semua akan menjadi bahan untuk saya sampaikan," katanya.
Baca juga: TPA Pasirbajing di Garut diperluas untuk mengatasi penumpukan sampah di perkotaan
Baca juga: 15 truk baru di Garut siap mengatasi darurat sampah
Baca juga: Pemkab Garut bentuk Tim Khusus Tipiring untuk menindak pelanggar kebersihan