Bogor (ANTARA) - Tim Satgas Pangan Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor menemukan adanya pedagang yang menjual telur-telur pecah dan telur yang telah berisi embrio anak ayam atau Hatched Egg (HE) pada saat melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke Pasar Bogor dan Pasar Anyar.
"Telur HE ini seharusnya tidak boleh diperdagangkan," kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Pemkot Bogor Anas Rasmana melalui pernyataan tertulisnya, Minggu.
Tim Satgas Pangan Pemkot Bogor yang melakukan sidak antara lain dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag), Dinas Ketahanan pangan dan Pertanian (DKPP), Dinas Kesehatan (Dinkes), di sampingi personel dari Polresta Bogor Kota.
Baca juga: Pemkab Ciamis bagikan 2.200 butir telur ayam kepada warga
Anas Rasmana menjelaskan sidak dilakukan pada dini hari untuk melakukan pengecekan guna menjamin ketersediaan pangan, keamanan pangan, sekaligus kehalalan pangan di Kota Bogor.
Menurut Anas, Tim Satgas Pangan melakukan pengujian sampel daging sapi yang dijual para pedagang daging di kedua pasar besar tersebut dan dari pengujian tersebut memberikan hasil yang sama yakni murni daging dan tidak ada oplosan dengan daging lainnya yang tidak halal.
Pada sidak tersebut, kata Anas, tidak ditemukan daging oplosan. Namun Tim Satgas Pangan menemukan ada pegagang yang menjual telur HE di Pasar Bogor maupun di Pasar Anyar.
Anas menuturkan telur HE itu bisa berasal dari pembibitan ayam broiler. "Telur HE itu bisa berasal dari telur fertil tapi tidak ditetaskan. Telur seperti ini seharusnya tidak dijual untuk telur konsumsi di pasar," katanya.
Anas menambahkan timnya akan melakukan pendalaman terhadap temuan ini hingga mencari sumber yang mendistribusikan telur HE tersebut guna dikena sanksi.
Baca juga: Menteri LHK libatkan ahli riset khusus buktikan isu dioxin pada tahu dan telur ayam
Baca juga: Kota Bandung tekan harga ayam dan telur lewat kerjasama peternak
Telur beranak ayam beredar di sejumlah pasar Kota Bogor
Minggu, 17 Mei 2020 12:54 WIB