Bandung (ANTARA) - Kemampuan laboratorium pengujian COVID-19 di Provinsi Jawa Barat (Jabar) mencapai angka 2.999 spesimen per hari atau 60 persen dari total kapasitas, kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jabar Berli Hamdan
"Saat ini Pemprov Jabar intens memetakan laboratorium tersebut supaya tes masif dengan metode polymerase chain reaction (PCR) selama Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) tingkat provinsi berjalan optimal," katanya di Bandung, Rabu.
Ia melaporkan, selain Labkesda Jabar, ada delapan laboratorium yang ditunjuk Pemda Provinsi Jabar untuk melakukan pemeriksaan PCR, yakni Unpad Jatinangor, RSHS, RSUI, Labkesda Kota Bekasi, Labkesda Kabupaten Bekasi, IPB, VET Subang, dan BBTKL Jakarta.
"Kita sudah mempunyai laboratorium-laboratorium jejaring. Dengan begitu, pemeriksaan PCR tidak menumpuk di Labkesda Jabar. Total kapasitas pengetesan dari semua laboratorium di Jabar mencapai 5.838 spesimen per hari," katanya.
Ia mengatakan meski kapasitas pengetesan semua laboratorium mencapai 5.838 spesimen per hari, kemampuan pengetesan per hari berada di angka 2.999 spesimen atau 60 persen dari total kapasitas.
Hal tersebut, kata Berli, dilatarbelakangi oleh beberapa faktor yaitu pertama adalah performa kit yang diperoleh tidak optimal, sehingga perlu dilakukan pengulangan pemeriksaan yang menghabiskan consumables dan memperpanjang waktu pengeluaran hasil. Kemudian, kedua, proses verifikasi memakan waktu.
"Beberapa kali menerima kit PCR yang saat verifikasi hasilnya kurang baik, sehingga tidak bisa digunakan untuk pemeriksaan lebih lanjut. Untuk Laboratorium yang baru dioperasikan, kapasitas harian yang optimal belum teridentifikasi, ekstraksi masih mengandalkan manual dengan SDM terbatas, dan membutuhkan suplai bahan habis pakai yang mencukupi," ujarnya.
Berli mengatakan, Pemprov Jabar konsisten meningkatkan kapasitas pengujian dengan menyiapkan laboratorium jejaring lainnya.
Ia mengatakan, terdapat 11 laboratorium, yang tersebar di sejumlah daerah di Jabar, tengah dipersiapkan untuk menjadi tempat pengujian dengan metode PCR.
Kesebelas laboratorium tersebut yaitu LIPI, BB Vet Bogor, RS Cibinong, Citra Arafik, RS Hewan Cikole, Universitas Swadaya Gunung Jati (Unswagati) Cirebon, RSUD Pelabuhanratu, RS Waled, Al-Ihsan yang bekerja sama dengan Unisba, Poltekes, dan RSP Kerawang.
"Pemerintah Provinsi Jabar sudah memfasilitasi pelaksanaan visitasi kelayakan dan kesiapan kesebelas laboratorium satelit tersebut, serta keluarnya rekomendasi operasional ke Litbangkes Kemenkes," ujar Berli.
Ia menjelaskan, yang dibutuhkan oleh semua laboratorium di Jabar adalah kesiapan reagensia, PCR-reagensia, ekstraksi-VTM-swab sticks secara penuh. "Artinya, semua item tersebut harus ada dalam waktu yang bersamaan. Harus tepat waktu dan tepat jumlah per item," katanya.
Selain kesiapan alat tes PCR, kata Berli, Pemda Provinsi Jabar membutuhkan akses dari data online yang di-submit oleh laboratorium di Jabar. Hal itu bertujuan untuk memudahkan Pemda Provinsi Jabar menindaklanjuti dan memonitor perkembangan COVID19.
"Untuk merangkum data hasil pengetesan di seluruh laboratorium, kami terus memperbaiki cara manual maupun Sistem Informasi Laboratorium (SIL)," kata Berli.
Tes swab atau pengetesan COVID-19 dengan metode PCR secara masif dilakukan untuk menerapkan intervensi yang sesuai dengan situasi dan kebutuhan, menyeimbangkan pengendalian pandemi kesehatan dengan kebutuhan hidup dasar masyarakat Jabar yang menjalani PSBB.
Baca juga: Laboratorium IPB sudah uji 273 sampel pasien terduga COVID-19
Baca juga: Indonesia akan terus tambah laboratorium uji PCR