Seoul (ANTARA) - Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un tidak sakit parah, kata dua sumber pemerintah Korea Selatan pada Selasa, menyusul laporan bahwa dia telah menjalani prosedur kardiovaskular dan kini dalam "bahaya besar".
Kim dirawat setelah menjalani prosedur itu, menurut laporan media Korea Selatan pada Senin (20/4), di tengah spekulasi tentang kondisi kesehatan Kim menyusul ketidakhadirannya dalam sebuah acara utama bulan ini.
Laporan tentang kesehatan Kim tidak benar, kata dua sumber pemerintah Korea Selatan. Gedung Biru kepresidenan mengatakan tidak ada tanda-tanda yang tidak biasa datang dari Korea Utara.
Daily NK, sebuah situs khusus yang berbasis di Seoul, mengutip sumber-sumber tak dikenal di negara bagian yang terisolasi itu dengan mengatakan Kim sedang memulihkan diri di sebuah vila di daerah resor Gunung Kumgang, Hyangsan, di pantai timur setelah menjalani prosedur kardiovaskular di sebuah rumah sakit pada 12 April.
Baca juga: Kasus corona turun, Korea Selatan longgarkan pembatasan sosial
CNN melaporkan bahwa Kim berada dalam "bahaya besar".
Sumber berwenang AS yang mengenal lingkaran dalam pemerintahan AS mempertanyakan laporan CNN yang menyatakan bahwa Kim sakit parah, meskipun ia tidak muncul di hadapan publik untuk waktu yang lama.
Ada spekulasi mengenai kesehatan Kim setelah dia absen dari sebuah acara yang menandai ulang tahun pendiri Korea Utara sekaligus kakek Kim, Kim Il Sung, pada 15 April.
Pada 12 April, media pemerintah Korea Utara melaporkan bahwa Kim Jong Un telah mengunjungi pangkalan udara dan mengamati latihan jet tempur dan pesawat serang.
Dua hari kemudian Korea Utara meluncurkan beberapa rudal jelajah antipesawat jarak pendek ke laut dan jet Sukhoi menembakkan rudal udara-ke-darat sebagai bagian dari latihan militer, kata militer Korea Selatan.
Baca juga: Korsel konfirmasi peningkatan pasien sembuh yang kembali positif corona
Tes rudal dilakukan pada malam hari libur nasional di Korea Utara untuk merayakan ulang tahun Kim Il Sung.
Pembicaraan denuklirisasi Korea Utara-AS terhenti pada akhir 2019 dan para analis mengatakan serangkaian uji coba dan latihan militer tahun ini tampaknya bertujuan menggarisbawahi kembalinya Korea Utara ke kebijakan yang lebih keras.
Pelaporan dari dalam Korea Utara terkenal sulit, terutama pada hal-hal mengenai kepemimpinan negara itu, di mana diberlakukan kontrol ketat pada informasi.
Sumber: Reuters