Garut (ANTARA) - Tim Gerak Cepat COVID-19 Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, Jawa Barat menelusuri lebih lanjut setiap orang yang dilaporkan kontak fisik dengan pasien ketiga positif COVID-19 untuk mengetahui kondisi kesehatannya mengalami gejala terjangkit virus tersebut atau tidak.
"Dinas Kesehatan secara responsif dan cepat dengan Tim Gerak Cepat di bawah kendali Seksi Surveilans melakukan 'tracking' (penelusuran) kepada seluruh kontak erat dengan pasien positif," kata Juru Bicara Tim Komunikasi dan Koordinasi COVID-19 Kabupaten Garut Ricky Rizky Darajat di Garut, Kamis (16/4).
Ia menuturkan pasien positif ketiga yang dinamai KC-3 dilaporkan telah melakukan kontak fisik dengan sejumlah orang sehingga perlu ditindaklanjuti kesehatan orang tersebut agar tidak kembali menularkan kepada orang lain.
Ia menyebutkan tim yang bergerak ke lapangan telah memeriksa kesehatan 19 orang dengan hasil dua orang reaktif sehingga dilakukan tindak lanjut pemeriksaan kesehatan dengan mengambil sampel swab.
"Dua yang reaktif betul-betul dinyatakan konfirmasi positif atau tidak dan ini memerlukan waktu beberapa hari ke depan hasilnya," kata Ricky.
Baca juga: Pemkab Garut evaluasi penanganan COVID-19 di wilayah utara
Ia menyampaikan pemeriksaan orang yang kontak dengan pasien positif COVID-19 akan terus dilakukan untuk menghentikan penyebaran pandemi virus tersebut.
Jika hasil pemeriksaan menunjukkan reaktif, kata dia, orang tersebut harus mengisolasi diri dengan pengawasan tim medis secara intensif.
"Untuk yang hasilnya reaktif sedang dalam tahap isolasi mandiri sambil menunggu hasil pemeriksaan swab," katanya.
Ia mengungkapkan hasil pendataan sementara tercatat 2.285 kasus orang tanpa gejala (OTG), orang dalam pemantauan (ODP), pasien dalam pengawasan (PDP), sedangkan pasien berstatus positif tiga orang.
"Untuk konfirmasi positif tiga kasus, terdiri dua dalam perawatan di RSUD dr Slamet, satu kasus isolasi mandiri di rumah menunggu hasil laboratorium," katanya.
Baca juga: Anggaran BTT Garut untuk penanganan COVID-19 naik jadi Rp100 miliar