Makassar (ANTARA) - Menjadi pendatang baru di pangsa pasar gawai dunia maupun nasional, tentu tidaklah mudah bersaing dengan gawai yang sudah punya nama dan mendapat kepercayaan dari pelanggan. Namun rupanya itu tidak berlaku untuk merek gawai "Realme" yang diproklamirkan Sky Li pada 4 Mei 2018.
Gawai Realme yang diproduksi di kantor pusat di Shenzhen, Provinsi Guandong, China ini, sejak awal kehadirannya fokus pada kualitas produk IoT yang unggul dan menjadi telepon pintar yang trendi sesuai kebutuhan pelanggan dengan sasaran kaum muda, generasi milenial.
Dengan kemampuan yang dimiliki dalam menciptakan telepon genggam berteknologi canggih serta IoT, Realme pun menghadirkan produk dengan latar belakang tren teknologi dan tren pengalaman yang diterapkan di seluruh segmen harga produk.
Tak heran jika dalam catatan perjalanan Realme, mampu memasuki pasar global dan bertahan sebagai top 7 vendor smartphone global dengan pangsa pasar 2,7 persen berdasarkan Counterpoint Research Monthly Market Pulse Februari 2020.
Bahkan pada 2019, pengapalan telepon pintar Realme secara global mencapai angka 25 juta unit dengan tingkat pertumbuhan dari tahun ke tahun (yoy) hingga 808 persen. Suatu angka yang fantastis.
Saat Corona Virus Deseases 2019 (COVID-19) merebak di negara-negara kosumen, ini menjadi efek negatif terhadap pasar smartphone global selama Februari 2020. Terbukti penjualan smartphone global mengalami penurunan sebesar 14 persen, namun Realme justeru tetap stabil dan terus berkembang.
Kondisi itu terjadi karena Realme didukung kekuatan teknologi Dare to Leap(berani melompat) serta model bisnis aset yang ringan, distribusi langsung, dan e-commerce, sehingga berhasil mendapatkan tempat tersendiri di pasar smartphone global. Apalagi tahun ini, Realme akan mengadopsi strategi Smartphone + IoT untuk menciptakan gaya hidup baru bagi anak muda.
Dengan aneka keunggulan itu, akhir 2019 Realme telah beroperasi di 27 negara di seluruh dunia, termasuk China, Indonesia, India, Vietnam, Thailand, Malaysia, Eropa, Rusia, Australia, Mesir, dan lain-lain, dengan pengguna global hingga 25 juta.
Realme di Indonesia
Masuknya Realme di Indonesia telah memperlihatkan pertumbuhan yang sangat cepat dan menjadi top 4 merek smartphone di Indonesia, menurut Quarterly Mobile Phone Tracker Q3-2019 dari International Data Corporation (IDC).
Dari hasil riset itu diketahui, Realme mencatat peningkatan penjualan hingga dua kali lipat dalam laporan IDC Q2-2019 dengan pangsa pasar 6,1 persen. Hal itu tergambar pada pertumbuhan Realme yang sangat signifikan hingga 900 persen dari Q1-2019 ke Q3-2019, yang menjadikan Realme sebagai merek dawai yang paling cepat berkembang di Indonesia.
Menurut Brand Manajer Realme Asia Tenggara, Palson Yi, setiap kali meluncurkan produknya di Indonesia, pihaknya selalu memastikan produk tersebut akan menjadi produk terbaik di segmennya, memiliki harga yang kompetitif, stok berlimpah, dan layanan purna jual yang bersahabat.
Dia mengatakan Realme sendiri berkompetisi secara agresif dengan program pemasaran dan penawaran produk yang selalu mendapatkan predikat terbaik di segmennya, sehingga naik ke peringkat ke-4 dengan harga antara 100 - 200 dolar AS atau dibandrol sekitar Rp1,6 juta - Rp3,2 juta per unit.
Fenomena pasar Realme di Indonesia itu kemudian mendapat apresiasi dari salah satu artis yang mewakili generasi milenial, Risky Febrian.
“Saya sangat bangga mengetahui bahwa Realme saat ini berada di peringkat empat dalam daftar top smartphone brand di Indonesia berdasarkan laporan IDC. Tidak ada sebelumnya merek smartphone yang pernah mendapatkan prestasi ini dalam waktu singkat di Indonesia," kata anak kandung dari komedian Sule ini.
Berangkat dari pelaku anak muda dengan gaya milenialnya, IDC Indonesia dan Realme melakukan survei prilaku pelanggan pada Maret 2020 (Consumer Behavior March 2020), khususnya konsumen berusia 16-25 tahun.
Penelitian ini dilakukan pada Maret 2020 untuk konsumen yang tinggal di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek). Dari hasil survei IDC Technology Spotlight itu sebagian besar dari responden kelompok usia 16-25 tahun mencari smartphone dengan spesifikasi yang layak (45,81 persen), diikuti oleh harga yang kompetitif (13,47 persen), citra merek (11,08 persen), dan promosi (8,98 persen).
IDC meyakini bahwa pasar smartphone, terutama untuk kaum muda akan terus tumbuh sejalan dengan tren dan peluang digital saat ini. Pasalnya, pangsa pasar kelompok usia 16–25 tahun akan tetap penting untuk mewakili peningkatan pangsa pasar yang dinamis di Indonesia.
Spesifikasi yang layak, harga yang kompetitif, citra merek, dan promosi, dianggap sebagai faktor yang mempengaruhi bagi konsumen Gen Z saat membeli smartphone.
"Di sini Realme memiliki peluang besar untuk sukses, mengingat ia muncul sebagai salah satu merek pilihan teratas yang memberikan nilai bagus dalam spesifikasi, harga kompetitif dan promosi yang menarik untuk kelompok usia 16-25 tahun,” kata Sr Research Manager of IDC Indonesia, Mevira Munindra.
Sementara itu di tengah pandemi COVID-19 yang saat ini mengharuskan semua tinggal di rumah untuk menerapkan social distancing, pada 13 - 15 April 2020 Realme menggandeng perusahaan belanja daring JD.id dalam menawarkan pembelian produknya dengan potongan harga hingga Rp300 ribu - Rp900 ribu dan diantar ke rumah.
Melalui Realme yang ada digenggaman, ia mengharapkan semua aktivitas mulai dari sekolah di rumah (home schooling), bekerja dari rumah (work from home), berbisnis dari rumah (business from home) hingga melakukan aktivitas sosial dari rumah akan lancar.
Baca juga: Kamera ponsel berevolusi makin canggih
Baca juga: Cara kunci ponsel Xiaomi dengan aplikasi kenal wajah
Ponsel "Realme" bertahan di tengah krisis ekonomi global
Minggu, 12 April 2020 14:25 WIB