Garut (ANTARA) - Pusat Informasi dan Koordinasi COVID-19 Kabupaten Garut menyampaikan bahwa saat ini Pemerintah Kabupaten Garut sudah memiliki reagen Rapid Diagnosis Test (RDT) sebagai alat mendeteksi COVID-19 yang diperuntukkan bagi 231 orang berstatus orang dalam pemantauan (ODP) dan pasien dalam pengawasan (PDP).
"Kita sudah mendapatkan bahan reagen Rapid Diagnosis Test sebanyak 231 buah yang peruntukannya diprioritaskan pada pasien ODP dan PDP," kata Juru Bicara Pusat Informasi dan Koordinasi COVID-19 Kabupaten Garut, Ricky Rizky Darajat melalui siaran pers di Garut, Minggu (29/3).
Ia menuturkan, alat pendeteksi virus corona itu akan secepatnya digunakan untuk memeriksa sejumlah orang berstatus ODP dan PDP di puskesmas maupun di rumah sakit.
"Mudah-mudahan dalam waktu dekat ini akan dilaksanakan secara masif di puskesmas sesuai ke wilayahan di mana domisili ODP tersebut tinggal," kata Ricky.
Ia mengungkapkan, jumlah reagen RDT tersebut masih kurang jika dibandingkan dengan kebutuhan di Kabupaten Garut dengan jumlah pasien berstatus ODP sebanyak 530 orang.
Pemkab Garut, kata dia, masih menunggu bantuan pendistribusian reagen RDT tambahan dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat yang selanjutnya segera digunakan untuk mendeteksi orang berstatus ODP dan PDP corona.
"Total ODP sampai hari ini yaitu sebanyak 530 orang dan untuk kekurangannya kita masih menunggu pendistribusian lagi dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat," katanya.
Sementara itu, perkembangan kasus COVID-19 di Kabupaten Garut hingga Sabtu 28 Maret 2020 terdapat 14 kasus PDP dan 530 ODP. Sebanyak 12 orang berstatus PDP mendapatkan penanganan medis di RSUD Dokter Slamet Garut.
Namun dari jumlah yang tercatat itu, sebanyak 28 ODP dinyatakan selesai masa pemantauannya, dan 56 orang masih proses perawatan di rumah sakit dan puskesmas, dan 446 ODP dalam pemantauan oleh Dinas Kesehatan Garut dan puskesmas.
Baca juga: Tes cepat di Kota Bogor temukan tiga kasus positif dan 142 negatif
Baca juga: 687 warga Kabupaten Bekasi jalani tes cepat COVID-19