Cianjur (ANTARA) - Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Cianjur, Jawa Barat, mencatat jumlah pemohon rekomendasi keberangkatan sebagai buruh migran ke luar negeri menurun sejak dua bulan terakhir.
"Selama Februari hanya tujuh orang yang mengajukan rekomendasi, bisanya dalam satu hari ada lima sampai sepuluh orang," kata Kabid Penempatan Tenaga Kerja dan Pengembangan Perluasan Kesempatan Kerja Disnakertrans Cianjur, Ricky Ardi di Cianjur Kamis.
Ia menjelaskan sejak merebaknya Covid-19 atau virus corona di sejumlah negara, diduga menjadi penyebab sementara menurunnya minat warga Cianjur untuk bekerja ke sejumlah negara luar seperi Asia dan beberapa negara di Timur Tengah.
"Pemberangkatan sebenarnya sampai hari ini masih ada, ke kawasan Taiwan dan Hongkong. Kalau ke China kita tidak ada kerja sama penempatan, sehingga tidak ada TKI yang diberangkatkan ke sana," katanya.
Sejak merebaknya virus corona di sejumlah negara, ungkap dia, pemerintah pusat sudah meminta agar dilakukan pengurangan pemberangkatan TKI ke negara yang rawan corona termausk ke negara yang sudah ditemukan warganya terpapar corona.
Instruksi dari pusat tersebut, sudah disampaikan pada Perusahaan Penempatan Pekerja Migran Indonesia (P3MI) dan terus memberikan edukasi pada calon TKI yang tetap ingin berangkat bekerja.
"Kami memberikan edukasi terkait prosedur keselamatan hingga kondisi kesehatan global saat ini. Langkah tersebut dilakukan untuk meminimalkan terjadinya hal yang tak diinginkan saat buruh migran berada di negara orang," katanya.
Sementara hingga saat ini, tambah dia, belum ada permohonan pemulangan TKI asal Cianjur dari sejumlah negara Asi yang sedang dilanda virus corona, meskipun ada beberapa orang yang minta dipulangkan karena terlibat kasus bukan terpapar virus.
"Kami terus berkomunikasi dengan masing-masing KBRI di negara TKI asal Cianjur bekerkja. Seluruh instansi terkait akan terus memantau kondisi buruh migran di seluruh negara," katanya.