Sukabumi, Jabar (ANTARA) - Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kota Sukabumi, Jawa Barat memastikan persediaan pangan utama masyarakat yakni beras mencukupi hingga tiga bulan ke depan atau hingga Mei 2020 yang bertepatan dengan hari raya Idul Fitri 1441 H.
"Kami sudah melakukan pemantauan dan pendataan langsung ke lapangan ternyata persediaan beras cukup melimpah dan dipastikan tidak akan kekurangan," kata Kepala DKP3 Kota Sukabumi Andri Setiawan di Sukabumi, Rabu.
Menurut dia, pasokan beras untuk kebutuhan masyarakat berasal dari petani yang ada di Kota dan Kabupaten Sukabumi serta Kabupaten Cianjur. Adapun konsumsi beras warga kota mochi ini rata-rata setiap tahunnya mencapai 130 ton atau setiap bulannya 10-11 ton.
Ia mengakui dengan keterbatasan lahan pertanian yang hanya sekitar 1.484 hektare produksi beras memang tidak bisa mencukupi kebutuhan warga, karena lahan itu tidak hanya ditanami padi saja, ada juga sayuran, buah-buahan dan komoditas hortikultura lainnya.
Sehingga, untuk memenuhi kebutuhan beras ini 70 persennya dipasok dari luar daerah seperti Kabupaten Cianjur dan Sukabumi, tetapi Kota Sukabumi tidak pernah kekurangan persediaan apalagi sampai langka.
"Untuk hargapun masih relatif normal apalagi sekarang musim hujan dipastikan banyak petani yang menanam padi, sehingga membantu untuk persediaan beras setiap bulannya," tambahnya.
Di sisi lain, Andri mengatakan peningkatan jumlah permintaan atau konsumsi beras biasanya terjadi pada waktu hari besar keagamaan, seperti mendekati hingga H+7 Ramadhan, kemudian H-7 sampai hari H Idul Fitri dan Natal.
Tertunya antisipasi lonjakan permintaan itu, pihaknya berkoordinasi dengan instansi lainnya seperti Badan Urusan Logistik (Bulog), distributor, kelompok tani dan lain-lain, namun untuk Kota Sukabumi pada saat hari raya keagamaan khususnya lebaran atau Idul Fitri tidak pernah kekurangan persediaan beras.
Meskipun ada kenaikan masih dalam batas ambang wajar dan tidak pernah terjadi lonjakan harga yang signifikan. "Kami pun secara rutin memberikan imbauan kepada warga agar tidak melakukan aksi borong yang bisa memicu fluktuasi harga pangan utama itu," katanya. (KR-ADR)