Cianjur (ANTARA) - Sejumlah pemilik apotik di Cianjur, Jawa Barat, mengatakan tidak ada kepanikan warga yang berimbas terhadap pembelian masker besar-besaran sejak adanya pasien yang suspect corona di salah satu rumah sakit swasta di Cianjur.
Meski demikian, kelangkaan masker sudah terjadi sejak satu bulan terakhir, bahkan sebagian besar apotik tidak memiliki stok karena mahalnya harga masker dan sejumlah pabrik membeli secara besar-besaran untuk karyawan.
"Sampai hari ini, tidak ada aksi beli besar-besaran dari perusahaan atau perorangan. Stok di sebagian besar apotik kosong, kalaupun ada harganya cukup tinggi," kata Nurhasan, pemilik apotik Riyad di Jalan RSUD Cianjur, Selasa.
Ia menjelaskan, saat ini harga masker per boks mencapai Rp250.000, dari yang sebelumnya hanya Rp25.000 per dus isi 50 buah masker. Mahalnya harga tersebut membuat pihak apotik hanya mampu membeli beberapa dus untuk memenuhi kebutuhan.
Kelangkaan stok juga terucap dari pemilik beberapa apotik yang tersebar di Cianjur, yang keberatan namanya dicantumkan, yang mengatakan sudah tidak memiliki stok masker lebih dari empat dus sejak satu bulan terakhir.
Bahkan sejak satu pekan terakhir, pihaknya tidak lagi memesan masker karena harga melambung tinggi meski pemakaian tetap rendah. "Sampai hari ini tidak ada pembelian besar-besaran di tujuh apotik yang kami miliki," katanya.
Ia menambahkan tidak ada kepanikan yang berimbas terhadap pesanan masker ke apotik miliknya, meski banyak beredar berita adanya pasien terduga corona yang dirawat di RSDH Cianjur.
"Sampai sore ini saya sudah cek ke semua apotik, tidak banyak pembeli yang datang khusus menanyakan masker. Kalaupun ada hanya beberapa buah yang membeli karena harga per buah mencapai Rp10.000 per masker," katanya.
Baca juga: Dirut Telkom: Pegawai yang meninggal di Cianjur punya riwayat medis panjang
Baca juga: Pemerintah: Pasien yang meninggal di Cianjur negatif Covid-19