Purwakarta (ANTARA) - Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi menilai terjadinya banjir di sejumlah wilayah di Indonesia akibat maraknya pembangunan tanpa memperdulikan kondisi lingkungan.
"Banjir itu akibat banyaknya daerah serapan air yang beralih fungsi. Itu karena pembangunan yang tidak memperhatikan lingkungan. Sehingga hutan menjadi gundul, terjadi penyempitan dan pendangkalan sungai," katanya, di Purwakarta, Sabtu.
Ia menyampaikan agar berbagai pihak tidak saling menyalahkan atas terjadinya bencana banjir di sejumlah wilayah. Sebab itu sudah menjadi kesalahan kolektif.
Menurut dia, adanya pembangunan property secara jor-joran, tanpa mengindahkan fungsi lahan sebenarnya menjadi akar masalah terjadinya banjir. Begitu juga penyempitan aliran air hingga selokan, itu menjadi bagian penyebab banjir.
"Terkadang (pembangunan) tidak memperhatikan apakah itu tanah rawa, apakah sawah, apakah cekungan danau, semuanya dibabat untuk pembangunan," kata Dedi.
Ia mengajak semua pihak untuk memperbaiki kesalahan, termasuk membenahi tata ruang dan bangunan. Jangan sampai bergerak dan sibuk ketika banjir datang, namun tidak peduli ketika hujan usai.
"Saatnya kita membenahi tata ruang dan konsep pembangunan. Selamatkan lingkungan serta bangun kesadaran," katanya.
Baca juga: Gubernur Jawa Barat mengaku punya solusi jangka panjang atasi banjir
Baca juga: BNPB imbau warga Bogor tak menanam di lereng tanaman semusim
Dedi Mulyadi: Banjir terjadi akibat dari pembangunan tak peduli lingkungan
Sabtu, 4 Januari 2020 22:44 WIB